kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Agustus, pabrik Nafta Chandra Asri baru kelar 40%


Rabu, 17 September 2014 / 11:15 WIB
Agustus, pabrik Nafta Chandra Asri baru kelar 40%
ILUSTRASI. Kumpulan twibbon Minggu Palma untuk perayaan sebelum Paskah.


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pembangunan pabrik nafta cracker milik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) baru mencapai 40% dari target. Pabrik yang ditarget rampung pada kuartal keempat 2015 ini akan menjadi andalan TPIA untuk menggenjot produksi.

Harry Tamin, Investor Relation TPIA pada Selasa (16/9) bilang, pembangunan pabrik  yang menelan investasi senilai US$ 380 juta  ini sudah sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh manajemen TPIA.  

Untuk membangun pabrik ini, tahun ini, Chandra Asri menganggarkan US$ 115,5 juta, yang diambil dari belanja modal perusahaan US$ 200 juta. Sisa belanja modal lainnya, atau sekitar US$ 84,5 juta untuk merawat mesin dan kebutuhan teknis perusahaan lainnya.

Jika pabrik ini selesai, kapasitas produksi TPIA akan naik. Produksi etilena naik dari 600.000 ton per tahun menjadi 860.000 ton per tahun. Produksi propilena naik dari 320.000 ton per tahun menjadi 470.000 ton per tahun. 

Selain itu, produksi mixed C4 naik dari 220.000 ton per tahun menjadi 315.000 ton per tahun. Begitu juga dengan produksi pygas yang naik dari 280.000 ton per tahun menjadi 400.000 ton per tahun.

Mengutip laporan keuangan Chandra Asri, di paruh pertama 2014, perusahaan ini mencatat pendapatan US$ 1,29 miliar, naik tipis dari periode yang sama tahun lalu US$ 1,21 miliar. "Pendapatan naik karena harga jual naik kurang dari 5%. Adapun kenaikan harga terjadi karena mekanisme pasar. Sebab kebutuhan petrokimia naik saat pasokannya tetap," kata Harry.

Portofolio pendapatan perusahaan terdiri dari penjualan lokal dan ekspor. Penjualan lokal tercatat US$ 980,52 juta, naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 920,64 juta. Adapun pendapatan ekspor tercatat US$ 312,94 juta, naik dari periode yang sama tahun lalu US$ 293,59 juta.

Pendapatan dalam negeri terbesar berasal dari penjualan poliolefin US$ 660,06 juta. Lalu penjualan olefin US$ 155,47 juta, styrene monomer sebesar US$ 143,22 juta, dan butadiene US$ 21,75 juta.

Dari ekspor, penyumbang terbesar berasal dari olefin senilai US$ 112,08 juta, menyusul styrene monomer sebesar US$ 92,31 juta, butadiene US$ 96,37 juta dan poliolefin US$ 12,16 juta. Adapun beban pokok perusahaan semester I-2014 terbilang besar, yakni US$ 1,24 miliar. "Karena bahan baku nafta impor 90%-100%," ujar Harry.

Meski demikian perusahaan mencatat laba US$ 6,51 juta di semester I-2014, naik 44% dari laba periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 4,52 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×