kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan Naik, Chandra Asri Siap Genjot Produksi


Kamis, 19 Desember 2013 / 07:13 WIB
Permintaan Naik, Chandra Asri Siap Genjot Produksi
ILUSTRASI. Cara Download MP3 Juice Terbaru Agustus 2022, Lebih Praktis Tak Perlu Copy Paste Link


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Permintaan produk petrokimia di pasar domestik dipercaya bakal tumbuh pesat dalam beberapa tahun ke depan. Karenanya, PT Chandra Asri Petrochemical gencar menggelar ekspansi. Langkah ini juga dilakukan untuk menekan impor bahan baku petrokimia dalam beberapa tahun ke depan.

Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Suryandi menuturkan, pasar petrokimia nasional bakal tumbuh sekitar 6% -7% per tahun dalam beberapa tahun ke depan. Karenanya, pasokan petrokimia di dalam negeri juga harus ditingkatkan. Pasalnya, "Dengan kapasitas yang ada sekarang, impor petrokimia bisa meningkat apabila tidak ada ekspansi (dari produsen lokal)," ujarnya, Rabu (18/12).

Salah satu fokus ekspansi perusahaan berkode emiten TPIA ini adalah memperkuat rantai pasokan petrokimia di hulu yang dimulai dengan meningkatkan kapasitas produksi naphta cracker milik perusahaan. Mulai tahun depan, Chandra Asri akan meningkatkan kapasitas naphta crakcer dari 600.000 ton menjadi 860.000 ton per tahun.

Proyek peningkatan kapasitas naphta chacker ini ditargetkan rampung pada kuartal IV-2015. Chandra Asri menggelontorkan investasi hingga US$ 380 juta untuk proyek ini. "Kebutuhan dana sudah terpenuhi," kata Suryandi.

Catatan saja, dari kebutuhan investasi tersebut, sekitar US$ 128 juta berasal dari hasil right issue perusahaan. Selain itu, Baru-baru ini, TPIA juga mendapat pinjaman sindikasi dari tujuh bank lokal dan asing senilai US$ 265 juta.

Menurut Suryandi, peningkatan kapasitas naphta cracker ini juga merupakan upaya perusahaan untuk meningkatkan skala keekonomian perusahaan. Sebab, dengan meningkatnya kapasitas produksi naphta, perusahaan bisa menekan impor bahan baku untuk memproduksi produk turunan petrokimia.

Penambahan produksi naphta cracker ini otomatis bakal mendongkrak produksi dari beberapa produk turunan milik TPIA. Di antaranya, produksi propilena bakal meningkat dari 320.000 ton per tahun menjadi 470.000 ton per tahun. Sedangkan produksi etilena akan terdongkrak dari 600.000 ton per tahun menjadi 860.000 ton per tahun.

Nah peningkatan kapasitas produksi propilena dan etilena ini bakal menurunkan impor produk tersebut yang selama ini masih cukup tinggi. Asal tahu saja, saat ini, kapasitas produksi polipropilena dan polietilena milik TPIA masing-masing sekitar 480.000 ton dan 336.000 ton per tahun.

Meski masih mengimpor sebagian bahan bakunya, namun Suryandi bilang, TPIA tak terlalu terpengaruh dengan pelemahan nilai tukar rupiah yang terus berlanjut. Maklum saja, mayoritas transaksi perusahaan menggunakan mata uang dollar Amerika Serikat (AS). Menurutnya, perusahaan hanya menggunakan transaksi rupiah dalam pembayaran gaji pegawai dan membayar biaya listrik.

Suryandi bilang, perusahaan justru mengkhawatirkan fluktuasi harga minyak mentah di pasar internasional. Sebab, harga bahan baku naphta sangat tergantung pada harga minyak mentah. Sehingga, "Bila harga minyak naik dan harga produk turun, tentu berdampak pada margin perusahaan," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×