kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Akan ada 15 perusahaan operasikan smelter nikel


Rabu, 11 Maret 2015 / 11:28 WIB
Akan ada 15 perusahaan operasikan smelter nikel
ILUSTRASI.


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan pada tahun 2016 akan ada lima perusahaan yang akan mengoperasikan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) komoditas nikel.

Dengan proyeksi tersebut, total smelter nikel yang sudah bisa beroperasi di Indonesia pada tahun depan akan mencapai 15 perusahaan.

Sukhyar, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM mengatakan, lima perusahaan yang siap mengoperasikan smelter pada 2016 mendatang yaitu, PT PAM Metalindo, PT Jilin Metal Indonesia, PT Putra Mekongga Sejahtera, PT Ang & Fang Brother, serta PT Bima Cakra Perkasa.

Menurutnya, investasi yang akan dikucurkan sejumlah perusahaan akan mencapai sekitar US$ 413 juta plus Rp 791 miliar. "PT Jilin Metal Indonesia akan membangun smelter ferronickel dengan investasi  US$ 270 juta, dan PT PAM Metalindo dengan investasi US$ 100 juta," kata Selasa (10/3) malam.

Selain itu, PT Putra Mekongga Sejahtera juga akan mengeluarkan investasi senilai US$ 25 juta untuk membangun pabrik nickel pig iron (NPI), PT Ang & Fang Brother juga akan membelanjakan modal senilai US$ 18 juta, serta PT Bima Cakra Perkasa dengan investasi senilai Rp 791 miliar.

Menurut Sukhyar, larangan ekspor bijih nikel sejak 12 Januari silam cukup berhasil untuk mendorong pengusaha mempercepat realisasi pembangunan smelter. Sehingga, program nilai tambah mineral mulai dapat dirasakan, terutama dalam neraca perdagangan.

"Manfaat yang di dapat di dalam negeri juga banyak, misalnya saja kalau hanya jual bijih harganya US$ 30 per ton, namun kalau sudah diproses jadi NPI harga bisa sekitar US$ 700-an per ton," kata Sukhyar.

Asal tahu saja, sekarang ini smelter komoditas nikel yang sudah beroperasi di Tanah Air yaitu PT Aneka Tambang Tbk, PT Vale Indonesia Tbk, PT Indoferro, dan PT Cahaya Metal Modern Industri.  Sedangkan yang direncanakan mulai berproduksi pada 2015 ini yaitu PT Sambas Mineral Mining, PT Macika Mineral Industri, dan PT Karyatama Konawe Utara, PT Bintang Delapan Mineral, PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara, dan PT Gebe Sentra Nikel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×