kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Alkindo Naratama (ALDO) Bidik Pendapatan Rp 3 Triliun pada Tahun Depan


Kamis, 22 September 2022 / 19:42 WIB
Alkindo Naratama (ALDO) Bidik Pendapatan Rp 3 Triliun pada Tahun Depan
ILUSTRASI. Pekerja beraktivitas di pabrik pembuatan kertas cokelat milik PT Eco Paper Indonesia, anak usaha PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) di Subang, Jawa Barat. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/08/09/2022


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) membidik pendapatan sebesar Rp 3 triliun di tahun 2023. Emiten kertas dan bahan kimia ini menyatakan bakal lebih ekspansif menggarap bisnis di tahun-tahun mendatang.

Direktur Utama PT Alkindo Naratama Tbk Herwanto Susanto menyebutkan, pihaknya ingin melangkah lebih jauh lagi. Pasalnya, ALDO bukanlah perusahaan baru yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sudah lebih dari 11 tahun emiten ini tercatat di pasar modal. Selama itu, ALDO hanya ikuti aturan Good Corporate Governance (GCG) sambil berkembang. Namun, Sutanto bilang, sekarang Alkindo sudah mulai bergerak. Tahun 2021, realisasi pendapatan usaha mereka sebesar Rp 1,4 triliun. Tahun ini ditargetkan mencapai sekitar Rp 1,7 triliun. 

"Tahun depan ditargetkan mencapai Rp 3 triliun. Kita mulai membuka diri. Sekarang yang diperlukan adalah mengekspos diri agar bisa melangkah lebih lanjut," ucap Sutanto dalam webinar Alkindo, Rabu (21/9).

Baca Juga: Kembangkan Wisata Bahari, Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) Perluas Kawasan

Optimisme ALDO tersebut dilatarbelakangi oleh ekspansi perseroan yang meningkatkan kapasitas produksi mesin kertas coklat berbahan daur ulang (recycled brown paper). Dari jumlah produksi saat ini sekitar 80.000 ton per tahun, menjadi 220.000 ton per tahun. 

Sejauh ini, penambahan mesin tersebut masih dalam tahap commissioning yaitu memastikan sistem dan komponen mesin baru dapat beroperasi sesuai persyaratan operasional. ALDO menargetkan pengoperasian mesin bisa berjalan sebelum tutup tahun 2022.

Selain itu, prospek ALDO bakal terdorong isu ramah lingkungan. Komitmen dalam pengembangan green product dan green process dalam bisnisnya ini membuka peluang ALDO untuk mengembangkan bisnis lebih besar lagi.

Pada bulan Juni lalu, ALDO melalui anak usahanya PT Eco Paper Indonesia (ECO) telah menerima pembiayaan hijau sekitar Rp 472 miliar dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Sebelumnya, PT Bank HSBC Indonesia juga memberikan pinjaman hijau atau green loan sebesar Rp 27 miliar kepada ECO pada Maret 2022.

Dana inilah yang digunakan Alkindo untuk membeli mesin-mesin guna meningkatkan kapasitas produksi. Hingga akhir tahun perseroan berencana menyerap seluruh dana yang difokuskan untuk beli mesin baru.

Sutanto menuturkan, perseroan bakal fokus menggenjot bisnis kertas dalam 2-3 tahun ke depan. Dalam rencana jangka pendek, ALDO akan meluncurkan produk delivery pack yang bisa digunakan untuk membungkus paket.

"Kalau ada pemesanan online, paket dipenuhi selotip yang berlapis-lapis. Ini bakal menjadi sampah lagi," kata Sutanto.

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Catat Pertumbuhan Penjualan untuk Produk Obat Flu

ALDO bahkan sudah memiliki prototipe untuk solusi packaging tersebut yaitu menggunakan fitur auto locking. Sehingga menghindari penumpukan sampah dan lebih efisien.

Mengenai wilayah penjualan, Sutanto menjelaskan bahwa Alkindo masih akan fokus memenuhi permintaan dalam negeri yang begitu tinggi. ALDO sendiri memiliki 30 pelanggan, salah satunya PT Surya Renggo Container yaitu perusahaan patungan Indofood Group dan Renggo Group asal Jepang.

"Tetapi kita juga membuka celah ke Timur Tengah, Afrika Utara, Ghana, Mali. Negara-negara non tradisional, kita bentuk jaringan ke arah situ. Ekspor kami berkisar 5%-7%," pungkas Sutanto.

Hingga semester I-2022, ALDO mencatatkan penjualan bersih Rp 767,22 miliar, atau meningkat 14% secara tahunan. Total penjualan tersebut diperoleh dari penjualan sub sektor kertas yaitu 12% menjadi Rp 498,78 miliar dan penjualan sub sektor kimia yang meningkat 20% menjadi Rp 268,44 miliar.

Pada periode Januari-Juni tersebut, ALDO sukses membukukan laba bersih sebesar Rp 39,31 miliar atau naik 31% dari Rp 30,05 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×