Reporter: Agung Hidayat | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ferron Par Pharmeceuticals, anak usaha industri farmasi Nasional Dexa Medica Group, baru saja melangsungkan ekspor produknya ke Polandia. Sebelumnya produsen obat resep ini telah mengekspor ke beberapa negara Eropa seperti Inggris, Belanda dan Jerman.
Krestijanto Pandji, Presiden Direktur mengatakan, Polandia menjadi negara ke 3 setelah Inggris dan Belanda sebagai tujuan negara ekspor ke Eropa. "Di Inggris kami juga ekspor Glucient SR, untuk pasien diabetes, produk kami dapat jadi market leader dan sejak dipasarkan tahun lalu mampu tumbuh dobel digit," ujarnya saat seremoni pelepasan kontainer ekspor, Selasa (2/7).
Sedangkan merek dagang yang diekspor ke Polandia kali ini ialah Avamina SR yang juga memiliki fungsi pengobatan untuk pasien diabetes. Krestijanto enggan bilang soal nilai ekspor ini, yang jelas satu kontainer yang diekspor hari ini mengandung 5 juta tablet dan ditargetkan ada 15 juta tablet dalam satu tahun ini untuk disuplai ke Polandia.
Selain memproduksi sediaan tablet, Ferron juga memiliki fasilitas produksi injeksi dan likuida. Perusahaan juga memiliki pabrik injeksi dengan kapasitas besar, dan variasi sediaan ampul dan vial, varian cairan, dry powder fill, lyophilized powder di Indonesia, untuk memasok kebutuhan JKN.
Adapun induk perseroan, Dexa Group sejauh ini sudah berhasil mengembangkan 4 sediaan fitofarmaka yang diakui dan disertifikasi oleh Badan POM Indonesia. Lebih lanjut Krestijanto bilang Dexa Group secara konsisten menyisihkan 5% dari pendapatan bersihnya untuk dipakai dalam pengembangan produk farmasi baru.
"Walaupun sampai sekarang belum ada insentif pajak dalam melakukan R&D di Indonesia. Sekarang kami ada sekitar 500 scientist yang bekerja keras untuk bisa menemukan formulasi baru, produk baru maupun pengembangan obat modern asli Indonesia," terangnya.
Sementara itu, hadir di pembukaan seremoni ekspor Ferron, Achmad Sigit Dwiwahjono, Dirjen IKTA Kemperin mengapresiasi yang sebesar-besarnya kepada perseroan yang telah berkomitmen dan berkontribusi dalam membangun industri farmasi nasional dan saat ini telah berhasil menjajaki pasar ekspor baru.
"Ekspor perdana ini menjadi milestone keberhasilan PT. Ferron Par Pharmaceuticals sebagai salah satu industri farmasi nasional yang mampu berkembang memperluas pasar ekspor," sebut Sigit ditemui di acara yang sama, Selasa (2/7).
Saat ini, neraca ekspor-impor industri farmasi masih menunjukkan defisit walaupun ekspor di tahun 2018 sebesar US$ 1.136 juta meningkat dibandingkan tahun 2017 sebesar US$ 1.101 juta.
Untuk itu, kata Sigit pemerintah sangat menghargai investasi dan perluasan pasar PT Ferron Par Pharmaceutical bagi pengembangan fasilitas produksi dalam negeri, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan daya saingnya di pasar health care internasional.
Mengenai insentif, Kemperin telah mengusulkan agar ada dukungan fiskal terhadap pertumbuhan industri farmasi melalui Tax Allowance, Tax Holiday serta Super Deductible Tax yang diberikan bagi industri yang terlibat dalam program vokasi dan inovasi agar siap dengan dunia digital.
Sayangnya keputusan tersebut masih menunggu restu Kementerian Keuangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News