kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aneka Gas Industri (AGII) berupaya mempertahankan penjualan gas sektor medis


Rabu, 01 Juli 2020 / 16:13 WIB
Aneka Gas Industri (AGII) berupaya mempertahankan penjualan gas sektor medis
ILUSTRASI. Petugas PGN memasok gas bumi di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/2/2020). PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) menyalurkan gas bumi untuk mendukung kebutuhan bagi tenaga medis maupun pasien di Wisma Atlet Kemayoran yang dijadikan pusat rehabilitas


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Gas Industri Tbk masih berupaya mempertahankan penjualan gas khususnya di sektor medis seiring adanya pandemi Corona. Terlepas dari itu, datangnya periode kenormalan baru membuat emiten berkode AGII tersebut tetap melihat peluang bisnis penjualan gas di sektor lainnya.

Direktur Utama Aneka Gas Industri Rachmat Harsono menyampaikan, selama pandemi Corona, AGII bekerja keras untuk memastikan pasokan gas medis tercukupi. Perusahaan ini juga menyediakan layanan yang unggul dan cepat tanggap terhadap berbagai rumah sakit di Indonesia.

Baca Juga: Loyo, laba bersih Aneka Gas Industri (AGII) di kuartal I-2020 tergerus 36%

Lantas, permintaan gas AGII di sektor medis terbukti cukup tinggi sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. “Selama kuartal pertama lalu, kontribusi pendapatan dari sektor kesehatan meningkat sebanyak dua digit dari periode yang sama di tahun 2019,” terang dia, Selasa (30/6).

Memang, memasuki kuartal kedua, sedikit ada penurunan permintaan gas medis lantaran ada beberapa orang yang terduga mengidap virus Corona namun justru takut berobat ke rumah sakit. Akan tetapi, penurunan tersebut tidak terlalu besar sehingga secara keseluruhan penjualan gas medis oleh AGII masih tetap stabil.

Di tengah adanya peningkatan penjualan gas medis, Rachmat menilai, ada kecenderungan permintaan gas di sektor ritel, manufaktur otomotif, dan infrastruktur cenderung menurun, terutama memasuki kuartal kedua. Saat itu, aktivitas sektor yang disebut tadi tampak lesu seiring kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan di sebagian besar wilayah Indonesia.

“Meski begitu, permintaan gas industri dari sektor-sektor esensial yang mencakup barang konsumer masih stabil,” ungkap dia.

Baca Juga: Pebisnis harus siapkan strategi jalani PSBB transisi menuju new normal

Rachmat pun yakin, tren demikian di mana permintaan gas untuk sektor medis dan barang konsumer tinggi akan terus berlanjut selama Corona masih mewabah di tanah air. Di sisi lain, AGII juga tetap bersiap melayani dan memperkuat penjualan gas apabila sektor-sektor seperti infrastruktur, ristek, dan manufaktur kembali pulih seiring berjalannya era kenormalan baru.

Tak hanya itu, manajemen AGII turut berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi operasional melalui berbagai penerapan teknologi.

Di antaranya adalah online supply monitoring system yang dapat berfungsi meningkatkan efisiensi biaya distribusi dan inventarisasi, penyediaan mekanisme pembayaran nontunai di cabang-cabang ritel, hingga sentralisasi beberapa cabang dan program peningkatan utilisasi aset-aset eksisting.

Sebagai informasi, di kuartal I-2020 AGII mencetak pertumbuhan penjualan bersih sebesar 4,22% (yoy) menjadi Rp 544,43 miliar. Namun, laba bersih perusahaan ini menyusut 36,70% (yoy) menjadi Rp 18,97 miliar.

Baca Juga: Asaki optimistis permintaan keramik meningkat hingga 20% di era new normal

Rachmat mengaku, penurunan laba bersih tersebut disebabkan perlambatan pertumbuhan penjualan gas dari beberapa segmen tertentu, seperti infrastruktur. Di saat yang sama, AGII mengalami peningkatan beban keuangan. “Salah satunya diakibatkan peningkatan utang bank jangka panjang yang dibutuhkan untuk pembayaran obligasi yang jatuh tempo pada tahun 2020,” tandas dia.

Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) 8 Juni 2020, terdapat obligasi dan sukuk ijarah AGII yang jatuh tempo pada 6 Juni 2020 dengan total nilai emisi sebesar Rp 192 miliar. Kedua surat utang tersebut diterbitkan pada 6 Juni 2017 silam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×