Reporter: Asnil Bambani Amri |
JAKARTA. Untuk menghadapi liburan Natal dan Tahun Baru, produsen makanan mulai menambah produksinya hingga 10% dari biasanya. Peningkatan produksi ini sudah dimulai sejak sebulan sebelum Natal.
“Peningkatan produksi hanya 10%, tidak setinggi peningkatan produksi di masa Lebaran Idul Fitri,” kata Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Franky Sibarani di Jakarta, Selasa (9/11).
GAPMMI mencatat Lebaran kemarin omzet penjualan naik Rp12,5 triliun. Angka tersebut diambil berdasarkan asumsi pendapatan pada bulan biasa yang mencapai Rp 50 triliun.
September lalu, omzet penjualan industri ini naik 10% menjadi sebesar Rp 400 triliun. Produk minuman yang laris manis terjual adalah minuman kemasan (kaleng, botol, dus) seperti teh, kopi, softdrink, dan sari buah. Lonjakan penjualan juga dialami minuman, yakni rata-rata sekitar 10%-15%. Sedangkan untuk produk makanan yang paling banyak seperti makanan kemasan. Namun untuk makanan kenaikannya tidak signifikan.
Pertumbuhan penjualan tertinggi dialami industri minuman menengah. Melonjaknya omzet penjualan di kelas menengah karena nilainya selama ini tidak terlalu besar. Selain itu, kesempatan produsen minuman menengah masuk ke pasar lebih terbuka dibandingkan minuman besar.
GAPMMI mengharapkan omzet penjualan bisa menembus Rp 620 triliun hingga akhir tahun ini, naik dari target sebelumnya sebesar Rp 600 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News