Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Namun sebagai eksportir batubara terbesar, Hendra mengatakan bahwa Indonesia bisa memainkan peran. Dalam hal ini untuk meminimalkan kondisi oversupply di pasar batubara global. "Apa yang perlu dilakukan adalah supply cut," sebut Hendra.
Oleh sebab itu, Hendra meminta agar pemerintah bisa mengendalikan produksi batubara nasional di sisa waktu tahun 2020 ini. Hal itu dimaksudkan agar supply dan demand bisa lebih berimbang, sehingga kondisi pasar dan harga batubara bisa lebih membaik. "Yang perlu dilakukan pemerintah mempertimbangkan bagaimana agar produksi beberapa bulan ke depan di Semester II bisa dikendalikan," sebut Hendra.
Meski begitu, dia menyadari bahwa hal tersebut tidak lah mudah. Sebab, setiap perusahaan memiliki strategi tersendiri untuk menjaga kinerja keuangan maupun pangsa pasarnya di tengah masa pandemi covid-19 ini. Bahkan, Hendra menyatakan bahwa ada beberapa perusahaan yang malah berencana untuk menaikkan produksi. Menurut Hendra, hal itu memang wajar khususnya dalam konteks menjaga pangsa pasar.
Sebab, negara-negara eksportir batubara lainnya seperti Australia, Kolombia dan Amerika Serikat juga menyasar pangsa pasar yang sama dengan Indonesia, yakni sejumlah negara di Asia Timur. Termasuk juga dengan Rusia, lantaran demand di Eropa terus menurun. "Jadi (ada perusahaan yang berencana meningkatkan produksi) itu wajar dalam kompetisi perdagangan, untuk menjaga market share. Meskipun harga sedang turun," ungkap Hendra.
Baca Juga: Benarkah pengembangan pembangkit listrik batubara mengalami fase senja kala?
Adapun, saat ini ekspor batubara Indonesia masih terfokus di pasar Cina dan India dengan porsi sekitar 60% dari total volume ekspor. Selain kedua negara tersebut, ekspor Indonesia juga masih bertumpu pada pasar batubara di Jepang, Korea Selatan, juga Filipina. "Demand sangat tergantung bagaimana recovery ekonomi di negara-negara importir batubara," tutur Hendra.
Di lain sisi, dalam pemberitaan Kontan.co.id, produsen batubara yang tergabung dalam Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) berencana memotong produksi batubaranya hingga 15% - 20%.