kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.348.000   -50.000   -2,09%
  • USD/IDR 16.726   -19,00   -0,11%
  • IDX 8.370   -1,56   -0,02%
  • KOMPAS100 1.159   1,71   0,15%
  • LQ45 844   2,78   0,33%
  • ISSI 293   0,51   0,17%
  • IDX30 443   1,88   0,43%
  • IDXHIDIV20 509   1,38   0,27%
  • IDX80 131   0,22   0,17%
  • IDXV30 136   -1,02   -0,74%
  • IDXQ30 140   0,57   0,41%

Aprisindo Sebut Peru Bisa Jadi Alternatif Pasar Ekspor Alas Kaki Indonesia


Kamis, 14 Agustus 2025 / 19:17 WIB
Aprisindo Sebut Peru Bisa Jadi Alternatif Pasar Ekspor Alas Kaki Indonesia
ILUSTRASI. Pengunjung mengamati sepatu wanita pada pameran Indo Leather & Footwear (ILF) Expo 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (14/8/2025). (KONTAN/Carolus Agus Waluyo). Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menilai Peru berpotensi menjadi salah satu pasar alternatif bagi ekspor alas kaki nasional.


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menilai Peru berpotensi menjadi salah satu pasar alternatif bagi ekspor alas kaki nasional, seiring telah ditandatanganinya perjanjian perdagangan bebas Indonesia–Peru (Indonesia–Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement/IP-CEPA).

Ketua Umum Aprisindo Eddy Widjanarko mengatakan kontribusi ekspor alas kaki Indonesia ke Peru masih sangat kecil.

Namun, keberadaan IP-CEPA dinilai memberi peluang baru di tengah upaya pemerintah memperluas akses pasar ekspor.

“Memang pangsanya kecil, tapi ini sudah memberikan pandangan positif. Kita melihat upaya pemerintah yang terus membuka alternatif pasar baru untuk ekspor,” ujarnya saat ditemui usai pembukaan ILF dan IGT Expo 2025 di Jakarta, Kamis (14/8/2025).

Baca Juga: Tantangan dan Risiko Arus Impor AS ke Industri Alas Kaki

IP-CEPA mencatat 10 komoditas utama ekspor Indonesia ke Peru yang akan menikmati penurunan atau penghapusan tarif, termasuk alas kaki berbahan tekstil, karet/plastik, maupun kulit. 

Produk lain yang juga mendapat manfaat antara lain kendaraan bermotor, sawit dan turunannya, margarin, lemari pendingin, kertas dan karton, cengkeh, serta mesin cetak.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono, menyebut hampir seluruh tarif akan menjadi 0%, sebagian berlaku sejak hari pertama implementasi, sebagian lainnya dalam dua sampai tiga tahun. 

Tahun lalu, nilai ekspor alas kaki Indonesia ke Peru mencapai US$ 21,8 juta, otomotif US$ 120,8 juta, serta sawit US$ 21,4 juta.

Kementerian Perdagangan sendiri memproyeksikan IP-CEPA mampu mendorong perdagangan Indonesia dengan Peru hingga US$ 5 miliar.

Baca Juga: Terbebani Tarif AS 32%, Industri Tekstil dan Alas Kaki Terancam PHK Massal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU

[X]
×