kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

APTI optimis produksi tembakau 2017 lebih baik


Kamis, 12 Oktober 2017 / 19:01 WIB
APTI optimis produksi tembakau 2017 lebih baik


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) memperkirakan, produksi tembakau tahun ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Apalagi, tahun lalu, produksi tembakau hanya berkisar 70.000-80.000 ton atau menurun sekitar 60% dari rata-rata produksi nasional yang berkisar 190.000 ton.

Menurut Soeseno, produksi tahun ini lebih baik lantaran cuaca yang lebih baik. Pada tahun 2016, memang Indonesia menghadapi kemarau basah yang membuat produktivitas tembakau menurun pesat. Meski produksi menurun, namun industri tidak mengalami masalah karena sudah memiliki pasokan untuk kurun waktu satu hingga dua tahun.

Produksi yang membaik juga dibarengi demgan harga tembakau yang cenderung meningkat. "Harga tembakau memang berbeda-beda tergantung varietas dan kualitasnya, namun rata-rata harganya baik. Contohnya harga tembakau di Madura yang kualitas bagus meningkat dari Rp 40.000 per kg menjadi Rp 60.000 per kg," tutur Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau (APTI), Soeseno kepada Kontan.co.id, Kamis (12/10).

Meski produksi meningkat, namun menurutnya hasilnya masih akan lebih rendah dari produksi rata-rata atau hanya sekitar 80% dari areal tanam seluas 210.000 hektar. Hal ini dikarenakan banyak petani yang takut mengalami gagal panen.

"Saat awal tanam Mei dan Juni lalu, banyak petani yang takut lalu mereka ada yang berpindah menanam jagung. Saya rasa tahun ini tidak sampai 100% dari areal tanam yang ada," ungkap Soeseno.

Sementara itu, Soeseno mengungkap, meski tidak semua tembakau berkualitas baik, namun seluruh produksi tembakau nasional masih terserap oleh industri. Dia bilang, 40% hingga 50% tembakau diserap oleh industri pengolahan tembakau skala besar, sementara sisanya diserap oleh industri pengolahan tembakau skala kecil. Saat ini kebutuhan Industri terhadap tembakau sebesar 340.000 ton per tahun, sehingga masih dibutuhkan impor tembakau.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×