Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan mencatat nilai impor barang modal melonjak 13,54% secara tahunan (year-on-year) hingga Mei 2025. Kenaikan ini salah satunya dipicu oleh meningkatnya impor perangkat transmisi telekomunikasi.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Aptiknas), Fanky Christian, menjelaskan bahwa lonjakan impor perangkat transmisi sangat erat kaitannya dengan ekspansi fiberisasi, pembangunan BTS (Base Transceiver Station) untuk LTE dan 5G, serta proses migrasi jaringan yang dilakukan operator dan vendor telekomunikasi.
“Faktor kenaikan impor perangkat transmisi telekomunikasi dikarenakan tingginya ekspansi fiberisasi, BTS/LTE/5G dan banyak operator atau vendor yang melakukan migrasi jaringan,” ujar Fanky kepada Kontan, Senin (7/7).
Baca Juga: Aptiknas: Relaksasi TKDN demi Amerika Serikat (AS) Bisa Hantam Produksi Lokal
Aptiknas memandang tren ini sebagai sinyal positif bagi pertumbuhan industri telekomunikasi nasional. Menurut Fanky, ekspansi jaringan tetap penting meski Indonesia masih menghadapi persoalan distribusi jaringan di berbagai wilayah, termasuk imbas dari proyek BTS BAKTI yang sebelumnya bermasalah.
“Ini hal yang baik dan positif, mengingat masih tingginya gap ketersediaan jaringan di banyak tempat di Indonesia. Fiberisasi, ekspansi menara BTS, serta konsolidasi dan migrasi jaringan menumbuhkan bisnis di sektor telko atau service provider,” jelasnya.
Fanky memperkirakan tren kenaikan impor perangkat transmisi akan terus berlanjut seiring ambisi pemerintah untuk memperluas konektivitas, terutama jaringan 5G dan layanan internet di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).
Baca Juga: Telkomsel Uji Jaringan 5G, Prediksi Lonjakan Trafik Data Saat Ramadan dan Idulfitri
Permintaan akan latensi rendah dan kapasitas jaringan backbone yang lebih besar juga mendorong kebutuhan perangkat tersebut.
“Tantangan yang dihadapi tentu terkait dengan pembiayaan atau investasi, dimana ini sangat mungkin bisa dilakukan olen operator atau telko besar,” imbuhnya.
Ia menambahkan bahwa salah satu tren terbaru yang turut mendorong lonjakan impor adalah program fiberisasi untuk menyediakan jaringan internet berkecepatan tinggi.
Sejumlah pelaku industri besar seperti Indosat melalui Lintasarta, Telkom, dan bahkan penyedia layanan WiFi juga aktif mendorong perluasan infrastruktur fiber optik.
Baca Juga: Sektor TIK Kena Imbas Tarif Trump, Aptiknas Dorong Ekspor Layanan Digital
Selanjutnya: Netanyahu Temui Trump di Gedung Putih, AS Dorong Gencatan Senjata di Gaza
Menarik Dibaca: QRIS Tumbuh 169%, Sistem Pembayaran Digital Harus Diperkuat Keamanannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News