kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Arwana Citramulia (ARNA) optimistis laba tumbuh di atas 30% di kuartal III 2020


Kamis, 01 Oktober 2020 / 20:02 WIB
Arwana Citramulia (ARNA) optimistis laba tumbuh di atas 30% di kuartal III 2020


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) optimistis kinerja di kuartal III tahun ini masih tumbuh. Emiten keramik ini memperkirakan bakal mampu mencetak pertumbuhan laba bersih di atas 30% di sepanjang Januari - September 2020 dibanding periode sama tahun lalu. Dengan proyeksi itu, ARNA bahkan yakin perolehan laba sampai tutup tahun bisa melebihi proyeksi semula yang sebesar Rp 265 miliar.

Sebagai gambaran, ARNA mencatatkan laba bersih sebesar Rp 160,13 miliar  pada Januari-September tahun 2019 lalu. Dus, hitungan Kontan.co.id, dengan asumsi pertumbuhan di atas 30%, maka realisasi laba bersih ARNA di sembilan bulan pertama tahun ini diperkirakan di atas Rp 208,17 miliar.

Chief Financial Officer Arwana Citramulia Rudy Sujanto mengatakan, pertumbuhan laba bersih ditopang upaya penghematan biaya di segala lini. Pada pengeluaran biaya gas misalnya, ARNA menekan konsumsi kuantitas gas perusahaan hingga 10%.

Potensi penghematan yang didapat dari upaya tersebut menjadi berganda dengan adanya kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga gas industri ke angka US$ 6 per mmbtu.

Efek penghematan yang didapat diperkirakan tidak kecil, sebab kontribusi pengeluaran biaya gas dalam total beban pokok penjualan alias biaya produksi perusahaan mencapai sekitar 30%. Dalam pembukuan laporan keuangan perusahaan, pengeluaran tersebut masuk ke dalam pos beban pabrikasi.

Baca Juga: Implementasi harga gas US$ 6 per MMBTU belum optimal di sektor industri keramik

Selain menghemat pengeluaran gas, ARNA juga melakukan penghematan pada pengeluaran-pengeluaran lainnya. “Semua komponen biaya turun,” kata Rudy saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (1/10).

Selain mencatatkan peningkatan kinerja bottom line, ARNA juga mengklaim telah mencatatkan peningkatan penjualan di kuartal  III 2020 bila dibandingkan dengan kuartal II 2020 lalu. Hal ini tercermin dari selling out ratio atau rasio perbandingan volume penjualan dengan total produksi.

Rudy bilang, selling out ratio ARNA mencapai 100%. Artinya, setiap keramik yang diproduksi di kuartal III 2020 berhasil diserap oleh pasar. Angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan selling out ratio perusahaan pada kuartal II 2020 lalu yang hanya mencapai 80%.

Padahal, ARNA mengoperasikan kapasitas produksi terpasang secara penuh di kuartal III 2020, sementara utilisasi produksi ARNA di kuartal II 2020 lalu hanya mencapai 85% dari total kapasitas terpasang sebesar 61,37 juta m2 per tahun lantaran adanya libur lebaran dan peremajaan mesin.

Dugaan Rudy, kenaikan tersebut dipicu permintaan dari segmen ritel yang membaik di level pasar serta upaya dan strategi internal perusahaan untuk mendorong penjualan. Asal tahu, untuk mengungkit penjualan, ARNA mengerahkan sejumlah strategi mulai dari strategi pemasaran produk dan strategi mix product.  

Meski begitu, terlepas dari adanya kenaikan selling out ratio secara kuartalan, volume penjualan keramik ARNA diperkirakan turun 1,5% dibanding volume penjualan periode sama tahun lalu. Rudy tidak menyebutkan berapa proyeksi penjualan dari segi nominal saat tutup buku kuartal III 2020.

Baca Juga: Perkuat segmen menengah atas, Arwana Citramulia (ARNA) kawal penyelesaian plant 5B




TERBARU

[X]
×