Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo baru saja meresmikan pabrik baru PT Chandra Asri Petrochemical (TPIA) di Cilegon. Pabrik ini memproduksi polietilena, yakni bahan baku untuk produk pendukung infrastruktur dan sejumlah industri dalam negeri lainnya. Dengan adanya pabrik baru ini, Jokowi berharap, impor bahan pertokimia bisa semakin ditekan.
"Kita tahu semuanya PT Chandra Asri ini adalah pionir industri petrokimia yang ada di Tanah Air. Oleh karena impor kita di bidang petrokimia masih besar, kita harapkan bahwa investasi penanaman modal yang terus menerus di bidang ini harus terus kita berikan ruang agar nantinya yang namanya impor bahan-bahan petrokimia itu betul-betul stop dan kita justru bisa mengekspornya," ujar Jokowi dalam keterangan tertulis, Jumat (6/12).
Baca Juga: Nalco Water lakukan analitik prediktif di industri hulu untuk kurangi penggunaan air
Jokowi mengakui, defisit transaksi berjalan serta defisit perdagangan masih jadi masalah besar yang dihadapi Indonesia. Persoalan ini, menurutnya disebabkan oleh bahan baku yang dibutuhkan industri dalam negeri masih diimpor, termasuk petrokimia dan minyak serta gas.
Dia membeberkan, kebutuhan domestik polietilena sebagai bahan baku industri mencapai 2,3 juta ton per tahun. Padahal, kapasitas produksi nasional untuk bahan baku tersebut baru mencapai 780.000 ton.
"Artinya kita masih impor 1,52 juta ton. Jangan berikan peluang-peluang seperti ini ke negara lain. Kalau kita bisa membuat sendiri kenapa harus impor," tambah Presiden.
Jokowi melanjutkan, investasi bisa membuka lapangan pekerja dan dapat menyerap tenaga kerja di wilayah pabrik yang didirikan. Menurutnya, tujuan adanya investasi adalah untuk membuka lapangan kerja yang sebesarnya, sehingga menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Baca Juga: Gawat! Pupuk Indonesia Kekurangan Bahan Bakar Gas
Di lain sisi, Presiden Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Erwin Ciputra mengatakan, pabrik baru ini berkapasitas 400.000 ton per tahun dengan nilai investasi sebesar US$ 380 juta. Dengan adanya pabrik baru ini, Chandra Asri memiliki kapasitas produksi sebesar 736.000 ton per tahun.
Dia juta mengatakan, produksi pabrik nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri nasional sebagai produk substitusi impor mengingat hingga saat ini sejumlah produk petrokimia masih harus diimpor untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Kami berterima kasih atas dukungan pemerintah selama ini melalui insentif pajak dan tax holiday yang sangat berguna dalam mendatangkan investasi," ucap Erwin.
Baca Juga: Kino Indonesia (KINO) optimis lini penjualan minuman bisa bertumbuh 10%
Tak hanya membangun pabrik ini, Erwin juga mengatakan pihaknya akan kembali berinvestasi untuk mengembangkan kompleks pabrik petrokimia kedua mereka dengan nilai investasi berkisar antara Rp 60 triliun hingga Rp 80 triliun yang diperkirakan akan selesai dalam waktu empat tahun.
Atas rencana tersebut, Jokowi berharap kapasitas produksi di dalam negeri meningkat dan ketergantungan impor petrokimia terus ditekan. Dia juga berharap penyelesaian pengembangan kompleks baru yang direncanakan dapat diselesaikan lebih cepat dari target semula.
"Segera selesaikan pabriknya. Kalau bisa jangan sampai empat tahun, dua tahun selesai. Dikebut," kata Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News