kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asaki: Utilisasi pabrikan keramik nasional bisa naik sampai 70% di akhir tahun


Kamis, 12 November 2020 / 06:23 WIB
Asaki: Utilisasi pabrikan keramik nasional bisa naik sampai 70% di akhir tahun
ILUSTRASI. Utilisasi pabrikan keramik nasional telah kembali ke angka normal di posisi 65% per akhir Oktober 2020.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) optimistis prospek industri keramik masih cerah. Tidak tanggung-tanggung, Asaki bahkan memproyeksikan utilisasi pabrikan keramik nasional bisa naik hingga 70% pada akhir tahun ini, lebih tinggi dari angka pencapaian industri keramik selama 5 tahun terakhir.

Optimisme ini bukannya tanpa dasar. Ketua Umum Asaki, Edy Suyanto mengatakan, utilisasi pabrikan keramik nasional telah kembali ke angka normal di posisi 65% per akhir Oktober 2020, sama seperti posisi utilisasi di awal tahun sebelum pandemi corona (covid-19). 

Menurut Edy, capaian tersebut tidak terlepas dari dukungan pemerintah terhadap industri keramik nasional melalui stimulus-stimulus seperti penurunan harga gas ke angka US$ 6 per mmbtu. Penopang lainnya adalah pemberlakuan bea masuk tindakan pengamanan (BMTP) atau safeguard terhadap keramik impor dari China, India, dan Vietnam.

Selain itu, pemulihan industri keramik juga didukung oleh kinerja ekspor keramik yang membaik. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), Edy menyebutkan bahwa ekspor keramik pada Januari-September 2020 mencapai 12,8 juta meter persegi, naik 29% dibandingkan ekspor keramik periode sama tahun lalu.

Baca Juga: Anak usaha Intikeramik Alamasri Industri (IKAI) kaji sejumlah opsi ekspansi pabrik

Edy menambahkan bahwa kinerja ekspor sembilan bulan di tahun ini merupakan kinerja tertinggi sejak tahun 2016. Tahun-tahun sebelumnya, ekspor justru cenderung turun. "Peningkatan angka ekspor tentunya karena membaik dan meningkatnya daya saing industri keramik dengan harga gas baru dari mulai dibukanya lockdown di negara-negara tujuan ekspor,” kata Edy kepada Kontan.co.id, Rabu (11/11).

Dengan adanya capaian utilisasi pabrikan nasional yang telah kembali ke posisi normal di angka 65%, peningkatan utilisasi ke angka 70% dilihat sebagai hal yang mungkin. Apalagi, upaya pemerintah meningkatkan daya beli masyarakat melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan percepatan penyerapan APBN dan APBD juga bisa menjadi katalis positif bagi industri keramik.

Meski begitu, Asaki juga mencermati perkembangan impor keramik yang belakangan dinilai cukup mengkhawatirkan. Asaki mencatat, impor keramik di kuartal III 2020 kembali meningkat sehingga impor keramik secara kumulatif selama Januari-September 2020 naik 1,5% di angka 52 juta meter persegi. Sebelumnya, angka volume impor di sepanjang semester I 2020 masih terkontraksi 2%.

Baca Juga: Perang dunia ke III telah dimulai tanpa senjata dan peluru




TERBARU

[X]
×