kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asosiasi Bank Benih dan Teknologi (AB2TI) perkenalkan varietas unggul padi IF16


Rabu, 21 Agustus 2019 / 13:38 WIB
Asosiasi Bank Benih dan Teknologi (AB2TI) perkenalkan varietas unggul padi IF16
ILUSTRASI. Tim dari Pusat PVT meninjau pertanaman IF16 di Desa Kalensari, Widasari, Indramayu tgl 14 Agustus 20


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) kembali memperkenalkan varietas padi unggul IF (Indonesia Farmers) 16. Selain tahan hama penyakit seperti wereng batang cokelat, penggerak batang padi dan blast, varietas ini juga memiliki produktivitas 12 ton per hektare (ha) gabah kering panen (GKP). 

Ketua Umum AB2TI, Dwi Andreas Santosa mengatakan, varietas padi IF16 merupakan pengembangan lebih lanjut dari varietas padi IF8. Namun berbeda dengan IF8 yang rasa nasinya lebih cocok untuk masyarakat wilayah Sumatra karena pera, untuk varietas padi IF16 rasa nasinya pulen, sehingga cocok untuk masyarakat Jawa.

Baca Juga: CIPS: Lahan pertanian yang ditanami padi hibrida kurang dari 1%

Keunggulan lainnya varietas IF16 dengan varietas lainnya, umurnya genjah (pendek) yakni hanya 90 hst (hari setelah tanam) atau 104 hss (hari setelah sebar) di musim gadu dan tahan terhadap hama penyakit, seperti  penggerek batang padi, wereng batang cokelat dan blast. 

"Keunggulan yang menonjol adalah produktivitasnya cukup tinggi. Hasil ubinan terakhir mencapai 12,2 ton gabah kering panen (GKP)/ha, bahkan April lalu saat uji coba pertama sebanyak 14,06 ton/ha GKP," katanya seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (21/8). 

Hasil ubinan hanya berasal dari 48 rumpun, seharusnya untuk luasan 2,5 m X 2,5 m jumlah rumpun yang ada untuk jarak tanam 30 cm X 30 cm sebanyak 64 rumpun. Dengan demikian potensi sesungguhnya dari benih padi IF16 sebesar 16,3 ton GKP per hektar.

Dwi Andreas mengakui, bahwa varietas padi IF16 merupakan keturunan dari IF8 yang disilangkan dengan varietas lokal dari Malang pada tanggal 14 Agustus 2014 di Sekretariat Nasional AB2TI. Penyilangan dilakukan juga antara IF8 dengan varietas lainnya. 

Setelah generasi keempat, 3.500 galur turunan disebar ke petani anggota AB2TI di 6 Kabupaten. Setelah melalui seleksi hingga 11 generasi, akhirnya didapatkan varietas IF16 yang hasilnya tertinggi dibanding galur lainnya. 

Secara genetik varietas IF16 menurut Dwi Andreas sudah cukup stabil. Berdasarkan kriteria pemulia tanaman, jika sudah mengalami seleksi selama minimal 5 generasi galur tersebut sudah stabil. IF16 memiliki jumlah anakan rata-rata 28 dan bulirnya 160 - 200 per anakan, sehingga layak untuk dikembangkan. 

Baca Juga: Musim kemarau tiba, Bulog jamin stok beras sampai akhir tahun

“Jadi kemunculan IF16 ini bukan tiba-tiba. Bahkan melalui jejaring AB2TI, kami telah menyebarkan varietas ini ke belasan kabupaten," ujarnya. 

Lahirnya IF16 sebenarnya berawal April 2019 lalu saat diselenggarakan Festival Padi di Indramayu. Sebelum kegiatan itu AB2TI mengundang jejaring di seluruh Indonesia untuk mengirimkan benih lokal unggul dari daerahnya masing-masing. 

Saat itu terkumpul 360 varietas yang diperkenalkan. Namun setelah dilakukan seleksi, terutama kemiripan antar varietas tersebut, dipilih 90 varietas yang diuji melalui “nandur bareng”.

Dwi Andreas mengungkapkan, ke-90 varietas itu lalu ditanam bersamaan di satu lokasi dan dipanen saat Festival Padi 2019 tanggal 28 – 30 April 2019. Dari 90 varietas tersebut ada tiga varietas unggul yang didapatkan dan kemudian diberinama IF16 dengan produktivitas 14,06 ton/ha, IF17 sebesar 10 ton/ha dan IF18 sebanyak 9 ton/ha.

“Karena IF16 menjadi varietas yang paling tinggi produktivitasnya, kemudian petani jejaring AB2TI di Indramayu menanam kembali varietas tersebut,” ujarnya.

Menurut Dwi Andreas, bukan hanya petani AB2TI di Indramayu saja yang tertarik menanam varietas IF16, tapi petani sekitar lainnya. Bagi petani lain, varietas IF16 dikenal dengan sebutan Ciherang Tuban karena merupakan hasil seleksi dari Tuban. 

“Dari hasil pertanaman di desa Kalensari, kecamatan Widasari menjadi pelajaran kita semua, varietas tersebut bisa dikembangkan lebih lanjut”. katanya.

Baca Juga: Semester II 2019, Buyung Poetra Sembada (HOKI) Mengandalkan Pasokan Beras Luar Jawa

Aryanto, dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat saat panen IF16 juga mengakui, keunggulan varietas tersebut. Meski jumlah rumpun IF16 dalam satu ubinan hanya 48, ternyata produktivitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan Inpari 32 yang mempunyai rumpun hingga 60. 

“Dari hasil ubinan produktivitas IF16 mencapai 12 ton/ha, padahal rata-rata di Jawa Barat hanya 5,8 ton/ha,” katanya.

Tim dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman, Kementerian Pertanian juga mengunjungi lokasi penanaman IF16 pada tanggal 14 Agustus 2019 dan menyatakan kekagumannya terhadap IF16. Prof. Erizal Jamal, Kepala Pusat PVT setelah merima laporan tim yang berkunjung menyatakan “kami takjub dengan hasilnya, luar biasa”.

Baca Juga: 4 hal ini harus dipertimbangkan sebelum kembangkan pertanian di perbatasan

Kontoversi IF8

Jika dibandingkan dengan varietas IF16, maka IF8 memang berbeda, terutama dari sisi rasa. IF8 lebih cocok untuk konsumsi masyarakat Sumatera yang menyukai beras agak pera, sedangkan IF16 untuk masyarakat Jawa yang menyenangi beras pulen.

Namun demikian jika dibandingkan dengan varietas yang biasa di tanam petani yakni Ciherang, IF8 mempunyai produktivitas hampir dua kali lipat dibanding Ciherang, meski umurnya lebih panjang.

Karena kelebihan itu Dwi Andreas mengakui, varietas IF8 tersebar dengan cepat di kabupaten Aceh Utara dan kabupaten lainnya yang akhirnya menimbulkan kontroversi. 

Menurut Dwi Andreas, varietas IF8 berasal dari petani Karanganyar yang berhasil menyeleksi beberapa galur sejak tahun 2012. Sejak itu dilakukan beberapa kali pertanaman dan hasilnya relatif stabil. Kemudian tahun 2014, AB2TI melepas IF8.

Baca Juga: Pengamat: Bulog harus bisa bersaing dengan produsen beras swasta

“Sejak tahun 2014 hingga 2015, varietas IF8 ditanam petani di 13 kabupaten jejaring AB2TI di Indonesia. Hasilnya produktivitas IF8 lebih tinggi 57,36 persen dari petani sekitar,” tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×