Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia terdapat tiga hal yang akan dilakukan pemerintah agar target mandatori biodiesel 50% (B50) atau Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar dengan 50% minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO) bisa dilaksanakan pada tahun 2026 mendatang.
"Kita kan eksportir CPO terbesar di dunia. Sudah barang tentu itu yang pertama adalah melakukan intensifikasi terhadap lahan-lahan yang ada," ungkap Bahlil di Jakarta, dikutip Senin (13/10/2025).
Selain intensifikasi atas lahan-lahan sawit yang ada, Bahlil juga menyebut, terdapat potensi pengurangan ekspor CPO tahun depan untuk memenuhi kebutuhan B50.
"Ada tiga (cara), yang pertama intensifikasi lahan, lalu membuka lahan baru dan mengurangi ekspor. Kalau intensifikasi dan pembukaan lahan itu bagus, ya tidak mengurangi ekspor," kata dia.
Baca Juga: Presiden Prabowo Dikabarkan Bakal Sambangi Israel, Ini Kata Menlu
Lebih lanjut, Bahlil menyebut, saat ini B50 telah melalui tiga kali tahap uji coba. Meski begitu, uji final belum dilakukan, dengan estimasi waktu memerlukan enam hingga delapan bulan.
"Insyaallah kalau uji finalnya ini terakhir. Sekarang kan kita sudah uji tiga kali, itu kan butuh waktu sekitar enam bulan sampai delapan bulan kita uji di mesin kapal, kereta, dan alat-alat berat," jelas dia.
Dengan begitu, target B50 dibidik akan dilaksanakan pada semester kedua tahun 2026.
"Insyaallah semester kedua (2026) dalam agenda kita, memang pemaparan saya dengan tim itu semester ke-2," tambahnya.
Sebelumnya, dalam catatan Kontan, Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), Tungkot Sipayung menyebut target B50 yang dilakukan tahun 2026 mendatang bisa saja terlaksana.
Dari sisi produksi sawit atau Crude Palm Oil (CPO) sebagai bahan dasar Fatty Acid Methyl Ester (FAME), Tungkot bilang meski ada penurunan produksi sawit tahun depan, masih berada pada angka 48 juta ton.
"Untuk menghasilkan biodiesel 50 tersebut memerlukan CPO sekitar 19 juta ton. Produksi CPO tahun depan diperkirakan sekitar 48 juta ton. Jadi masih mampu (untuk B50)," kata Tungkot saat dikonfirmasi, Kamis (09/10/2025).
Tungkot mengatakan, selama ini konsumsi solar fosil di Indonesia sekitar 50% berasal dari produksi kilang domestik dan 50% berasal dari solar impor.
"Yang disasar dengan program mandatori biodiesel adalah subsitusi solar impor tersebut. Sehingga jika B50 direalisasikan, impor solar otomatis tidak perlu lagi," tambah dia.
Baca Juga: Telkom Indonesia (TLKM) Siapkan Program Magang dan Uang Saku Untuk Fresh Graduate
Selanjutnya: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (14/10) Hujan Lebat di Provinsi Ini
Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (14/10) Hujan Lebat di Provinsi Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News