Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Badak NGL baru saja melakukan penandatanganan perjanjian pengoperasian, pemanfaatan dan optimalisasi aktiva Kilang LNG Badak dengan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) pada Kamis (28/12). Dengan penandatanganan ini, Badak NGL masih akan tetap menjadi operator kilang Badak LNG Bontang.
Hal tersebut ditegaskan oleh President Director & CEO Badak NGL, Didik Sasongko Widi yang menyebut Badak NGL masih menjadi operator Kilang Bontang.
Didik bahkan bilang dengan penandatanganan dengan LMAN ini, maka Badak NGL telah diberi wewenang dan hak untuk mengoperasikan aset Kilang LNG Badak termasuk juga pengoperasian pipa sepanjang 53 kilometer (KM).
Wewenang Badak NGL di kilang Botang ini akan berakhir sampai kontrak LNG dari kilang Bontang juga berakhir. Ini dimaksudkan agar pengoperasian kilang LNG Bontang bisa maksimal untuk penerimaan negara.
"Supaya PT Badak bisa memanfaatkan aset tersebut untuk penerimaan negara," kata Didik pada Kamis (28/12).
Biarpun begitu, penerimaan negara tidak didapat dari profit Badak NGL. Didik justru menyebut Badak NGL tidak menghasilkan profit bagi bagi pemegang saham maupun LMAN.
Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi menjelaskan setiap produser yang memasok gas ke Kilang LNG Bontang pasti memiliki saham di Badak NGL. Setiap produser gas ini harus membayar biaya maintenance dan gaji karyawan Badak NGL.
Selain itu, setiap produksi gas yang memproses gasnya di Kilang LNG Bontang juga harus membayar US$ 0,22 sen per mmbtu ke LMAN. " Jadi badak NGL tidak terima fee apa pun dari produser maupun LMAN. Tapi seluruh biaya yang dikeluarkan badak NGL, itu nanti diganti oleh produser," kata Amien.
Total angkat kaki
Sejauh ini, ada beberapa produsen gas yang terdaftar sebagai pemegang saham Badak NGL yaitu 55% dikuasai oleh PT Pertamina dan sisanya dikuasai oleh Total EP Indonesia selaku operator Blok Mahakam, Vico selaku operator Blok Sanga-Sanga, dan Chevron selaku operator East Kalimantan dan Attaka.
Nantinya dengan adanya pergantian operator Blok Mahakam, maka komposisi saham Badak NGL juga ikut berubah. Amien bilang Total akan digantikan oleh Pertamina Hulu Mahakam (PHM).
Selain itu, ada juga produser gas baru yang akan masuk yaitu Eni yang menjadi operator di Blok Jangkrik. "(Komposisi saham) Berubah, kan nanti ke Pemerintah. Nanti TEPI hilang yang ada PHM. Eni tadinya tidak ada terus menjadi ada, ini nanti akan diatur lagi," kata Amien.
Namun para produser baru tersebut tampaknya harus mengeluarkan kocek untuk masuk ke Badak NGL. Menurut Amien, saham dari produser yang kontraknya habis akan diserahkan kepada negara yaitu LMAN.
"45% itu miliknya para produser, para produser ini kan kontraknya habis. Jadi saham mereka diserahkan ke negara, dalam hal ini LMAN, nanti dibayar lagi kira-kira bagaimana proporsinya," jelas Amien.
Lebih lanjut Amien bilang pada tahun depan produksi LNG Kilang Badak dipatok sebesar 156 kargo, naik dari produksi LNG tahun ini sebanyak 140 kargo. Sementara itu, produksi rata-rata setahun kilang LNG setara dengan 1400-1500 mmscfd.
SKK Migas juga menargetkan nilai transaksi penjualan LNG yang diproses di kilang Badak NGL pada tahun depan bisa mencapai Rp 32,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News