Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
Sebagai informasi, Pemerintah melalui BAPANAS telah menetapkan beberapa kebijakan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga kedelai yaitu melalui penerbitan Perbadan No. 14 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Kedelai Pemerintah dan Perbadan No. 15 Tahun 2022 tentang Stabilisasi Pasokan dan Harga Beras, Jagung dan Kedelai di Tingkat Konsumen.
Untuk itu, Badan Pangan Nasional telah mendorong Perum Bulog untuk menyelenggarakan Cadangan Kedelai Pemerintah.
Dengan adanya langkah tersebut, Isy berharap langkah kebijakan yang saat ini tengah dilakukan oleh Badan Pangan Nasional dapat berjalan dengan baik dan efektif, dalam memitigasi dan mengantisipasi adanya potensi permasalahan pasokan dan kenaikan harga kedelai di dalam negeri.
"Serta sekaligus dapat mengatasi apabila terjadi kondisi gejolak harga dan pasokan kedelai di masyarakat melalui upaya intervensi," ujar Isy.
Baca Juga: Pupuk Menumpuk di Gudang Sergai Sumut, Ini Penjelasan Pupuk Indonesia
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan bahwa, stok kedelai impor di lapangan saat ini masih mencukupi untuk kebutuhan para perajin tahu tempe.
Hanya saja, saat ini Aip mengungkapkan fluktuasi harga kedelai yang kini menjadi persoalan yang dihadapi para perajin.
"Stok kedelai impor masih cukup, cuma harganya yang naik turun terus. Jadi bingung dan susah kami ini," ungkap Aip.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyebut, ada ancaman kenaikan harga kedelai global hingga tiga kali lipat dengan adanya cuaca ekstrem El Nino.
Pasalnya, El Nino menyebabkan dunia terancam kekeringan dan produksi kedelai global pun akan cenderung menurun. Maka, Syahrul meminta pemerintah daerah untuk menambah luasan lahan untuk komoditas kedelai guna meningkatkan produksi nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News