Reporter: Handoyo | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Pemerintah akan membebaskan volume impor daging sapi premium atau prime cut mulai semester II tahun ini. Dengan cara ini, industri makanan dan hotel mendapatkan jaminan pasokan daging sapi.
Kementerian Perdagangan (Kemdag) dan Kementerian Pertanian (Kemtan) akan menerbitkan aturan pembebasan impor daging sapi jenis premium tersebut dalam waktu dekat. "Harapan saya awal Mei atau akhir April sudah mulai diterapkan," ungkap Bayu Krisnamurthi, Wakil Menteri Perdagangan, Sabtu (20/4).
Menurut Bayu, pembebasan impor daging sapi premium merupakan langkah penting yang diambil pemerintah. Sebab, jenis daging yang digunakan dalam industri sangat beragam dan memiliki segmen khusus sehingga tidak dapat diatur secara keseluruhan.
Impor beberapa jenis daging sapi premium yang bakal dibuka selebar-lebarnya adalah impor daging jenis tenderloin, striploin dan lamusir. Walau ada pembebasan volume impor, Bayu menyatakan, importir daging sapi premium tetap harus memiliki izin importir terdaftar (IT) dan surat persetujuan impor (SPI) dari pemerintah.
Pengusaha sontak menyambut riang pembebasan impor daging sapi kelas premium tersebut. Haniwar Syarif, Direktur Eksekutif National Meat Processor Association (Nampa), menyatakan, kebutuhan daging sapi jenis premium tidak banyak. Maklum, penggunanya adalah kalangan pebisnis hotel, restoran dan katering alias horeka. "Segmentasi pasar juga berbeda dengan kebanyakan daging," katanya.
Komite daging sapi (KDS) Jakarta menghitung kebutuhan daging sapi untuk horeka mencapai 5.700 ton per hari. Harga daging jenis ini mencapai sekitar Rp 200.000 per kg.
Walau hanya dikonsumsi masyarakat kelas atas, pemerintah berharap beleid ini akan menurunkan harga daging sapi di Tanah Air. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan, beleid ini berpotensi menurunkan harga daging sapi yang saat ini rata-rata Rp 91.000 per kg. "Kami berusaha keras menurunkan hingga Rp 76.000 per kg," katanya, pekan lalu.
Menurut Asnawi, Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI), pembebasan impor daging sapi premium tidak akan menurunkan harga daging sapi setidaknya sampai Ramadhan nanti. Selain hanya dikonsumsi masyarakat kelas atas, dia menuding, banyak pebisnis sengaja menahan stok agar harga daging sapi naik mendekati Ramadhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News