kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini strategi sejumlah pelaku industri kecantikan hadapi impor kosmetik


Minggu, 23 Februari 2020 / 14:19 WIB
Begini strategi sejumlah pelaku industri kecantikan hadapi impor kosmetik
ILUSTRASI. Korea Selatan menaruh minat besar terhadap Indonesia sebagai pangsa pasarnya di Asia./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/03/04/2018.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Korea Selatan menaruh minat besar terhadap Indonesia sebagai pangsa pasarnya di Asia. Salah satu yang dibidik adalah pasar kosmetik dan skincare. Tentu ini menjadi tantangan bagi pelaku industri lokal. 

Meski demikian, sejumlah pelaku industri mengakui tekanan di industri kecantikan tidak hanya lagi dari produk impor Korea. Tapi juga geliat bisnis kosmetik dalam negeri yang semakin cemerlang dari tahun ke tahun. 

Baca Juga: Penjualan Mandom Indonesia (TCID) naik 5,6% sepanjang 2019

Sekretaris Perusahaan PT Martina Berto Tbk (MBTO) Muhammad Shabri menyatakan kalau berbicara tekanan akibat impor kosmetik yang terutama dari Korea sama halnya berbicara tentang tekanan dari produk kompetitor yang relatif sama. 

"Sehingga Martha Tilaar menyikapinya sama halnya dengan menghadapi kompetitor dalam negeri. MBTO akan lebih meningkatkan penjualan dan lebih meningkatkan brand awareness  kepada terutama kalangan muda," jelasnya kepada Kontan.co.id, 

Shabri menjelaskan lebih lanjut, sebagai upaya untuk menghadapi gempuran impor tersebut maka Martina Berto selalu melakukan pembenahan tingkat stok di pasar sehingga terjadi kesesuaian antara produksi, stok di gudang, dan permintaan pasar. Titik lemah produk kosmetik korea bahkan sudah dilihat oleh PT Johnson & Johson Indonesia. 

Country Leader of Communications & Public Affairs, PT Johnson & Johnson Indonesia, Devy Yheanne Di Asia Tenggara menyatakan Korea Selatan melihat pasar Indonesia menarik karena punya negara berpenduduk terbesar di Asia Tenggara.

Baca Juga: Ini Strategi Pemasaran Martina Berto untuk Raih Pertumbuhan Sales Dua Digit di 2020

"Selain itu, Indonesia juga merupakan salah satu kantong fanbase Korean Wave terbesar di dunia," ujarnya beberapa waktu lalu, Kamis (13/2). 

Devy menjelaskan bisnis impor kosmetik dan perawatan pribadi (personal care) dari Korea ke Indonesia tidak semulus yang terlihat. Sebenarnya, keberagaman di kawasan ASEAN menjadi tantangan tersendiri bagi produk Korea. 

Devy menjelaskan kulit wajah orang Korea secara umum berbeda dari penduduk di Asia Tenggara.  Maka, produk-produk Korea sejatinya harus terus berinovasi dengan menciptakan produk yang sesuai kulit wajah wanita Asia Tenggara.

Terlebih bagi, produk kosmetik harus menyesuaikan pasar muslim di Indonesia, seperti memadankan kebutuhan wanita muslim yang harus mencuci muka lima kali sehari untuk menunaikan Shalat.  Kosmetik harus dibuat yang mudah hilang saat mencuci muka tetapi mudah pula diaplikasikan kembali.

Baca Juga: Program memberdayakan pengusaha millenial Papua

Devy mengakui, tidak hanya produk kosmetik impor yang menjadi tantangan. Tapi produk kosmetik lokal mulai bermunculan dan tumbuh pesat. 

Pasalnya, pengembangan industri kosmetik dalam negeri juga terus meningkat secara signifikan.  Pemerintah maupun sektor swasta menilai sektor ini memiliki potensi untuk dikembangkan sehingga dapat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa-masa mendatang.

Menurut Devy, optimisme pertumbuhan tersebut didorong oleh permintaan pasar dalam negeri dan ekspor yang juga meningkat secara signifikan setiap tahunnya.  Hal ini seiring tren masyarakat yang mulai memperhatikan produk perawatan tubuh sebagai kebutuhan utama. 

Baca Juga: Duta Intidaya (DAYA) targetkan buka 38 sampai 40 gerai tahun ini

Salah satu cara yang akan terus dilaksanakan Johnson & Johnson Indonesia adalah inovasi. "Khusus bagi produk-produk konsumen dari Johnson & Johnson Indonesia, selain inovasi produk baru, tentunya kami terus berkomitmen dengan strategi ‘brand with purposes’," jelasnya. 

Devy menyatakan Johnson & Johnson Indonesia melaksanakan sejumlah inisiatif dan aktivitas programnya selalu memiliki tujuan dan manfaat bagi masyarakat. 

Devy menjelaskan sejak 2017 produk  Clean & Clear  meluncurkan gerakan sosial dengan kembali mengajak remaja putri Indonesia untuk lebih memahami keberagaman dan tampil percaya diri dengan latar belakang, kondisi, dan warna kulit yang beragam. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×