Reporter: Ramadhan Sultan | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa kurir dan logistik, PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI) pada tahun 2020 lalu mencatat pertumbuhan pendapatan 10%-15%, sedangkan tahun 2021 ini menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 20%-25%.
“Di tengah masa pandemi tahun lalu, kami bersyukur masih dapat bertumbuh pendapatan TIKI sebesar 10%-15%. Tahun ini kami menargetkan dapat mencapai pertumbuhan pendapatan bisnis sekitar 20%-25%,” kata Yulina Hastuti selaku Direktur Utama PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI) kepada Kontan.co.id, Jumat (13/8).
Strategi yang dilakukan TIKI mencapai target tersebut yakni melakukan transformasi mengikuti perkembangan kebutuhan pelanggan pada 3 area yaitu pertama, operational excellences yakni kualitas pelayanan terbaik dengan kapabilitas operasional yang mumpuni.
Kedua, customer intimacy yakni selalu mengutamakan kebutuhan dan kepentingan konsumen. Ketiga, product and service quality leadership yakni keunggulan produk dan kualitas layanan.
Ia menjelaskan, perkembangan internet dan maraknya pasar E-commerce beberapa tahun terkahir ini juga telah mengubah pola kebiasaan pelanggan dalam berinteraksi dan melakukan transaksi termasuk di industri jasa kurir.
Baca Juga: Ekonomi digital tumbuh cepat memoles prospek bisnis jasa kurir dan logistik
Untuk strategi bisnis TIKI dalam perkembangan zaman, ia bilang dengan TIKI Go Digital yakni menyediakan produk dan layanan uang berbasis teknologi bertujuan untuk memberikan kemudahan akses bagi konsumen dengan memperbanyak kanal bagi konsumen untuk melakukan pengiriman tanpa perlu terkendala waktu.
“Berbagai produk dan layanan berbasis teknologi TIKI yakni JEMPOL (Jemput Online), aplikasi TIKI, TIKI Online Booking (TOB), Short Message Service (SMS) Notification dan E-Siganature,” katanya.
Ia melanjutkan, TIKI memiliki smart control tower (SCT) yang berguna menganalisa data operasional secara real-time untuk membantu manajemen melakukan pengambilan keputusan yang lebih tepat sasaran. Dengan SCT, memungkinkan TIKI mengetahui pertama, jumlah paket terkirim. Kedua, terlambat atau tidak terkirim tiap harinya dari seluruh cabang. Ketiga, produktivitas tiap individu kurir dalam mengirim paket dan keempat, pemetaan kinerja gerai.
“Selain teknologi dan produk, sumber daya manusia (SDM) juga menjadi prioritas kami untuk menjaga kualitas layanan yang kami berikan kepada pelanggan. Pelatihan, penghargaan dan pengembangan karir menjadi salah satu cara kami dalam membangun kualitas SDM yang terbaik,” pungkasnya.
Sebagai informasi, sampai saat ini TIKI telah memiliki jaringan operasional yang meliputi 66 kota besar di Indonesia. Didukung oleh lebih dari 500 kantor perwakilan, 3.700 gerai dan lebih dari 6.000 karyawan di seluruh Indonesia. Adapun, TIKI sudah melayani 514 kabupaten/kota atau 88% di seluruh Indonesia. Kemudian, TIKI sudah melayani dengan mayoritas dari 82.505 kelurahan/desa di Indonesia.
Selanjutnya: Tiki beri diskon ongkos kirim untuk periode Agustus hingga September
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News