Reporter: Vina Elvira | Editor: Yudho Winarto
Zahmilia tidak memerinci secara detail berapa tepatnya kontribusi penjualan produk alkes ke dalam total pendapatan PEHA. Namun Zahmilia bilang, hingga saat ini porsi penjualan alkes masih tergolong kecil apabila dibandingkan dengan penjualan dari segmen produk PEHA yang lain.
"Saat ini kami baru masuk ke dalam pasar alkes, dengan share dari total omzet kami masih di bawah 15%," jelasnya.
Menyoal target penjualan alkes, dia memprediksi bahwa kontribusinya masih akan di bawah 15% di tahun ini. Namun seiring dengan penambahan lini produk alkes ke dalam portofilio produk perusahaan secara berkelanjutan, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang semakin besar untuk ke depannya.
"Tetapi kami berharap, dengan penambahan lini produk alkes hasil riset dalam negeri share dari alkes nya akan meningkat," pungkasnya.
Baca Juga: Phapros (PEHA) akan tebar dividen Rp 19,4 miliar, yieldnya 1,8%
Dia menyatakan bahwa dengan hilirasi hasil riset dalam negeri, nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk alkes PEHA bisa berada di atas 50%.
Sedikit informasi, PEHA berhasil membalikan posisi keuangan mereka di kuartal I-2021. Seperti dikutip dalam laporan keuangan perseroan, Phapros mampu mengantongi laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 7,15 miliar di kuartal I 2021. Padahal di periode yang sama tahun lalu, PEHA masih menanggung rugi sekitar Rp 13,83 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News