kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   11.000   0,75%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Belanja iklan media mencapai Rp 43,7 triliun


Minggu, 31 Oktober 2010 / 20:21 WIB
ILUSTRASI. DSNG Resmi Bagi Dividen


Reporter: Gloria Haraito | Editor: Edy Can

JAKARTA. Belanja iklan televisi masih mendominasi belanja iklan industri media. Riset The Nielsen Company Indonesia menunjukkan, sepanjang Januari-September 2010 belanja iklan media mencapai Rp 43,7 triliun atau tumbuh 33,8% dari periode yang sama tahun lalu.

Iklan teve menyumbang 63,1% terhadap total iklan media. Iklan televisi ini tumbuh 27,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Adapun iklan koran menempati posisi kedua terbesar dengan belanja Rp 14,6 triliun atau kontribusi 33,4%. Pencapaian belanja iklan koran ini 16,8% dari Rp 12,5 triliun.

Di posisi ketiga, belanja iklan majalah mencapai Rp 14,3 triliun atau kontribusi 32,7%. Bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, belanja iklan majalan ini tumbuh 11,7% dari Rp 12,8 triliun.

Maika Randini, Kepala Komunikasi dan Pemasaran Nielsen menjelaskan iklan produk minuman masih mendominasi dengan total belanja Rp 5,2 triliun. Selanjutnya, perlengkapan toilet dan kosmetik menjadi penyumbang iklan terbesar kedua dengan belanja sebesar Rp 4,8 triliun. Kemudian perlengkapan kantor, komputer, dan telekomunikasi menjadi penggerak iklan terbesar ketiga dengan belanja sebesar Rp 4,7 triilun. Di posisi keempat, iklan makanan memberikan kontribusi sebesar Rp 4,1 triliun.

Melihat riset ini, Erick Thohir, Presiden Direktur PT Lativi Mediakarya (TvOne) memprediksi belanja iklan TV masih akan mendominasi di tahun-tahun mendatang. "Perekonomian yang tumbuh 5%-7% per tahun membuat perusahaan menambah belanja iklan produk mereka," kata Erick.

Senada dengan Erick, Gilang Iskandar, Sekretaris Eksekutif Asosiasi TV Swasta Indonesia (ATVSI) mengatakan, perkembangan ekonomi bikin belanja iklan televisi meningkat. "Sektor yang banyak menyumbang belanja iklan TV tak banyak berubah, masih telekomunikasi dan barang konsumer," terang Gilang.

Menurutnya, peta persaingan TV swasta masih dipimpin oleh RCTI. Secara grup, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) dengan stasiun RCTI, Global TV, dan TPI-MNC TV masih menguasai pangsa pasar 32%. "Namun bila melihat satu stasiun TV, yang menguasai RCTI. Lalu di posisi kedua tiap minggu berubah-ubah antara Trans TV dan SCTV," lanjut Gilang.

Gilang menakar pendapatan iklan industri tahun ini masih lebih dari 50% dari belanja iklan kotor versi Nielsen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×