Reporter: Leni Wandira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi merespons fenomena langkanya stok beras di beberapa gerai retail modern di Indonesia.
Bayu mengatakan, peritel mendapatkan harga beras dari produsen di atas harga eceran tertinggi (HET) maka itu mereka memilih untuk mengurangi stok beras untuk meminimalisir kerugian.
"Pada awalnya mungkin produsen ya sudah deh jual rugi enggak apa-apa nanti diganti saat panen raya, tapi ini berjalan terus, sudah 8 bulan, kita defisit beras," kata Bayu kepada wartawan saat diskusi media perihal 'data dan fakta kondisi terkini perberasan Indonesia' di kantornya, Selasa (13/2).
Lebih lanjut, kata dia, artinya kenaikan harga gabah dan beras membuat pengusaha berpikir dan mengurangi mengurangi pasokan ke ritel modern.
Baca Juga: Stok Beras Premium di Retail Modern Langka Sejak Seminggu Lalu
Ia menjelaskan jika harga gabah dan beras di sentra produksi telah melampaui HPP dan HET yang ditetapkan pemerintah.
Contohnya saja Indramayu, harga gabah kering panen (GKP) di petani telah mencapai level Rp 7.350 per kilogram. Kemudian, harga beras premium Indramayu mencapai Rp 15.475 per kilogramnya.
Selain Indramayu, Bayumas dan cilacap kata bayu, GKP nya mencapai Rp 8500 per kilogramnya. Dan harga beras premiumnya mencapai Rp15000. Sedangkan untuk Sragen, Ngawi hingga Sidrag, Sulawasi Selatan GKP nya mencapai di atas Rp 8000 dan beras premiumnya mencapai Rp15700.
"Ini terjadi di seluruh sentra produksi indonesia untuk kualitas standar dan Pemerintah menetapkan HET untuk beras premium adalah 13.900. Bayangkan retail modern kirakira berani ga melanggar HET? Retail modern takut melanggar HET padahal tadi beras di tingkat sentra produksi sudah 15.000," ungkapnya.
Baca Juga: Stok Beras Langka di Ritel, Pemerintah Pastikan Stok Beras Cukup Jelang Ramadan
Adapun, sebanyak 80%-90% pasokan beras di ritel modern disuplai dari produsen beras swasta. Keberadaan Bulog di ritel modern lewat beras SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan) hanya sekitar 9%.
Di sisi lain, Bayu menegaskan penyaluran beras SPHP ke ritel modern tidak bisa serta merta dilakukan Bulog tanpa permintaan dari peritel itu sendiri.
Pasalnya, beras SPHP merupakan beras yang berasal dari cadangan beras pemerintah (CBP) yang disalurkan menggunakan skema subsidi dengan harga penjualan sesuai HET beras medium Rp10.900 per kilogram.
"Kita enggak bisa ngasih SPHP kalau enggak tidak langsung diminta retail modern. Kita enggak bisa masuk ke masing-masing gerai ritel, jadi harus lewat pusat distribusi ritel merek," pungkasnya.