kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Berikut hambatan investasi infrastruktur digital tanah air


Kamis, 17 Oktober 2019 / 21:03 WIB
Berikut hambatan investasi infrastruktur digital tanah air
ILUSTRASI. Ilustrasi keuangan digital. KONTAn/Muradi/2017/04/18


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

Heru Sutadi, Eksekutif Direktur Indonesia ICT Institute dalam acara diskusi Golden Circle Club Meeting mengatakan infrastruktur digital Indonesia masih perlu ditingkatkan, sehingga investasi baik dari dalam maupun dari luar masih diperlukan.

Baca Juga: Kuartal III-2019, e-commerce besutan lokal masih perkasa

Namun ia menjelaskan lebih lanjut perlu dukungan dan keamanan investasi, khususnya dalam jangka panjang karena infrastruktur merupakan investasi padat modal dan pengembalian investasi butuh waktu lama.

"Tantangan investasi infrastruktur di Indonesia adalah masih membutuhkan dukungan khususnya pemerintah daerah, ketersediaan listrik dan perlunya equal level playing field antar pebisnis, baik dari dalam maupun luar negeriā€ Kata Heru dalam siaran pers tertulis yang diterima KONTAN pada Kamis (17/10).

Selain peran pemerintah, peran pelaku bisnis juga tidak kalah pentingnya. Membangun infrastruktur fisik dan sumber daya manusia (SDM) dalam perusahaan merupakan strategi digital untuk bisa memaksimalkan transformasi digital.

Fuad Lalean, Managing Director Accenture Indonesia menyebut terdapat tiga strategi yang perlu diperhatikan oleh pelaku bisnis.

Baca Juga: Ditjen Pajak akan bekerjasama dengan BI untuk data e-commerce

Pertama yaitu pengalaman pengguna digital yang lebih baik (digital customer), kedua membangun kapabilitas internal organisasi (digital enterprise), dan terakhir adalah penerapan digital pada kegiatan operasional (digital operations). "Contohnya, dengan memanfaatkan infrastruktur cloud yang dilengkapi infrastruktur fisik dan regulasi," Ujar Fuad.

Golden Circle Club Meeting yang digelar oleh PT Computrade Technology International (CTI Group) sendiri dilaksanakan sebagai wadah bertukar informasi dari para pakar untuk mengetahui lebih detail bagaimana kondisi infrastruktur digital di tanah air.

Hal tersebut dijelaskan Rachmat Gunawan Direktur CTI Group bertujuan agar para pelaku bisnis bisa meraih peluang dari ketersediaan infrastruktur tersebut, serta menentukan langkah apa yang perlu dilakukan agar bisnis mereka semakin berkembang.

"Bahkan dapat turut berkontribusi untuk meningkatkan infrastruktur digital tanah air dan mendukung visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara tahun 2020 mendatang," terang Rachmat Gunawan.

Baca Juga: BKPM: Ekonomi digital akan menjadi massa depan investasi langsung di Indonesia

Golden Circle Club Meeting merupakan forum diskusi tahunan yang diselenggarakan CTI Group bagi para mitra bisnisnya yaitu System Integrator dan Independent Software Vendor.

Tahun ini, Golden Circle Club Meeting mengadakan panel diskusi yang membahas tentang 'Driving Infrastructure Investments to Support Digital Business'.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×