Reporter: Agung Hidayat | Editor: Noverius Laoli
INTA mengaku memiliki keunggulan lantaran jaringan distribusi dan pelanggannya sudah kuat dan terbilang lama. Sehingga bukan perkara sulit bagi perseroan menawarkan produk kendaraan komersil kepada para pelanggannya.
Intinya perusahaan tetap akan fokus di core bisnisnya yaitu alat berat & konstruksi serta turunannya. Dimana selain sektor tambang batubara INTA juga terus melakukan diversifikasi ke sektor-sektor lain seperti pertambangan nikel, emas, pertanian, infrastruktur, industri umum dan lainnya.
Baca Juga: Intraco (INTA) kembangkan bisnis kendaraan komersial
Selain bisnis trading, manajemen diketahui memiliki anak usaha bidang pembiayaan investasi dan modal kerja untuk sektor produktif, PT Intan Batuprana Finance Tbk (IBFN). Pendapatan anak usaha tersebut cukup positif, dimana pada kuartal-III 2019 pendapatan anak usaha itu naik hampir 5 kali lipat year on year (yoy) menjadi Rp 165,87 miliar.
Sementara di lini bisnis pembangkit listrik, INTA tengah merampungkan PLTU Bengkulu yang dijadwalkan komersil pada kuartal pertama tahun 2020 ini. Berdasarkan laporan keuangan kuartal-III 2019, penjualan INTA tercatat menurun hampir 27% year on year (yoy) menjadi Rp 1,64 triliun.
Baca Juga: Pasar melemah, INTA diversifikasi segmen bisnis selain sektor tambang
Adapun sampai akhir September 2019 INTA tercatat mampu mengurangi kerugian menjadi hanya Rp 127,35 miliar, atau menyusut 45,1% bila dibandingkan rugi bersih kuartal-III 2018 yang mencapai Rp 232,31 miliar. Dari sisi bottomline, manajemen optimistis rugi bersih tahun 2019 kemarin perseroan dapat menyusutkan rugi bersih sebanyak 50% dibandingkan rugi bersih tahun kemarin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News