kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.889   41,00   0,26%
  • IDX 7.203   61,60   0,86%
  • KOMPAS100 1.107   11,66   1,06%
  • LQ45 878   12,21   1,41%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 449   6,54   1,48%
  • IDXHIDIV20 540   5,97   1,12%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 135   0,73   0,55%
  • IDXQ30 149   1,79   1,22%

Bisnis Penerbangan Bertarif Rendah Rute Internasional Berpeluang Tumbuh Double Digit


Kamis, 03 Agustus 2023 / 19:42 WIB
Bisnis Penerbangan Bertarif Rendah Rute Internasional Berpeluang Tumbuh Double Digit
ILUSTRASI. INACA Sebut Pasar LCC rute internasional berpeluang tumbuh double digit di tahun 2023. ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi/wsj.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar bisnis penerbangan bertarif rendah atau Low Cost Carrier (LCC) pada  rute internasional berpotensi kembali ‘terbang’ tahun ini. Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carriers Association (INACA), Bayu Sutanto, memperkirakan bahwa pasar LCC untuk penerbangan rute internasional berpeluang tumbuh kurang lebih 20%-25% dibanding 2022.

Berakhirnya pagebluk Covid-19 serta pembukaan arus penumpang internasional menjadi faktor pendorongnya. 

“Tentu dengan telah dicabutnya status pandemi dan pembukaan border hampir semua negara rute-rute Internasional LCC di 2023 akan tumbuh lebih besar daripada 2022 kurang lebih 20-25%,” kata Bayu saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (3/8).

Baca Juga: Simak Rencana Bisnis All Nippon Airways (ANA), Belum Lirik Pasar LCC di Indonesia

Setidaknya, ada 5 maskapai penerbangan LCC yang dominan di kawasan ASEAN untuk rute penerbangan internasional menurut catatan Bayu. Kelima maskapai tersebut yaitu AirAsia, Lion Group, Jetstar, Cebu Pacific, dan juga Scoot yang sempat digadang-gadang menjadi penantang Lion Air Group dan AirAsia Group di pasar LCC belakangan ini.

Jamaknya pemain di pasar LCC untuk rute internasional, menurut Bayu, menjadi hal yang positif. Ia mencontohkan, ekspansi Scoot di pasar LCC bisa turut mengatasi ketidakseimbangan antara supply dan demand di industri jasa penerbangan. Sebab, akibat pandemi Covid-19, supply kapasitas masih kurang lebih 70% dari kapasitas sebelum pandemi di 2019.

Baca Juga: Garuda Indonesia Kejar Pertumbuhan Penumpang

Di sisi lain, persaingan di pasar LCC juga bisa mendorong persaingan layanan dan reliabilitas serta konektivitas sesuai pola travelling pasca pandemi.

“Bagi maskapai LCC nasional pun, rute-rute Internasional juga menarik karena untuk rute Internasional tidak ada pembatasan harga atas maupun bawah, sehingga maskapai bisa mengatur strategi pricing sejalan dengan strategi jaringan, konektivitas dan efisiensi operasi,” imbuh Bayu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×