kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,51   -5,84   -0.63%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Brand Aggregator, Mendorong Pertumbuhan Bisnis Online di Indonesia


Kamis, 23 Desember 2021 / 16:12 WIB
Brand Aggregator, Mendorong Pertumbuhan Bisnis Online di Indonesia
ILUSTRASI. Bisnis Online


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Jeffrey Yuwono, CEO Open Labs, mengatakan, secara umum, ada beberapa cara bagi perusahaan ekonomi digital ini untuk mendapatkan investor. Tiga cara yang paling populer adalah mendapatkannya dari Private Equity (PE), Venture Capital (VC), atau Brand Aggregator.

Ketiganya cocok untuk iklim bisnis digital di Indonesia. Namun, model bisnis perusahaan digital tidak selalu sesuai dengan kriteria yang dicari VC ataupun PE.

Baca Juga: Ada 3 Perusahaan Lagi yang Bakal IPO di Akhir Tahun Ini

“VC biasanya mencari perusahaan digital dengan model disrupsi yang mendorong pertumbuhan eksponensial, sementara PE cenderung menargetkan perusahaan yang sudah mapan dan terorganisir dengan baik,” kata Yuwono dalam keterangan resminya, Kamis (23/12).

Jadi misalkan sebuah perusahaan B2C dari sektor apapun, yang menjual produknya secara online, dengan omzet tahunan berkisar antara Rp 3 – 100 miliar, bisnisnya tumbuh setiap tahun dan menunjukkan kinerja yang profitable, sementara produknya mendapat Rank/Rating/Review yang baik pada kategori produk, maka mereka dapat menjadi perusahaan yang diincar oleh Brand Aggregator.

Di situlah terdapat celah yang kemudian diisi oleh Brand Aggregator, opsi yang memiliki persyaratan paling fleksibel.

Salah satu Brand Aggregator asal Indonesia, Open Labs, baru-baru ini meluncurkan program ketersediaan dana Rp 1,4 triliun (US$ 100 juta) untuk berinvestasi dalam bisnis yang berpotensi tinggi dan membantu mereka tumbuh secara online, meningkatkan skala operasi, dan menjadi merek konsumen yang hebat.

Untuk lebih membantu para mitra, Open Labs memberikan dukungan teknis dalam meningkatkan sistem operasional perusahaan-perusahaan kecil.

“Open Labs berbeda dari Brand Aggregator lainnya dalam tiga poin utama. Pertama, ketersediaan dana untuk investasi yang ada sebesar USD 100 juta merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Poin kedua adalah kecepatan. Open Labs memiliki waktu tercepat dalam memutuskan apakah suatu perusahaan memenuhi syarat untuk mendapatkan dukungannya, cukup satu minggu diperlukan untuk pengambilan keputusan dan dua bulan untuk menyelesaikan keseluruhan transaksi. Dalam dunia bisnis yang sangat kompetitif, kecepatan selalu menjadi hal yang penting,” tambah Yuwono.

Baca Juga: Akan IPO US$ 1 Miliar, GoTo Tunjuk Dua Penjamin Emisi

Perbedaan utama terakhir adalah sistem dukungan operasional yang kuat yang disediakan Open Labs untuk mitranya. Apa pun masalah operasional yang dihadapi perusahaan mitra, Open Labs telah mengumpulkan tim ahli yang sangat berpengalaman untuk membantu para mitra meningkatkan kinerja perusahaan mereka.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×