kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bukit Asam makin dalam masuk bisnis listrik


Rabu, 15 Juni 2016 / 06:00 WIB
Bukit Asam makin dalam masuk bisnis listrik


Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Perusahaan batubara milik negara, PT Bukit Asam Tbk, melihat potensi bisnis listrik tetap terang. Oleh karena itu, perusahaan ini bertekad membesarkan bisnis pembangkit listrik dan membidik sejumlah tender proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arviyan Arifin menyatakan bahwa Bukit Asam akan membidik 5.000 MW atau sekitar 15% dari total kapasitas program kelistrikan 35.000 megawatt yang sedang bergulir. "Kalau diberi kesempatan, kami sanggup menggarap hingga 5.000 MW," ungkapnya kepada KONTAN, Selasa (14/6).

Saat ini perusahaan tersebut sudah memenangi satu proyek yakni, PLTU Sumsel 8 dengan kapasitas 2x620 megawatt. Emiten saham dengan kode PTBA di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu menggandeng China Huadian dalam proyek tersebut.

Mereka membentuk anak usaha yang bernama PT Huadian Bukit Asam Power. Selain itu, masih ada beberapa proyek pembangkit yang sedang dibidik perusahaan ini. Misalnya proyek pembangkit mulut tambang di Sumatra Utara bekerja sama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dengan kapasitas 1.200 MW.

Bukit Asam juga membidik proyek pembangkit listrik Mulut Tambang Peranap, Riau berkapasitas 2x600 MW. "Kami juga mengikuti tender pembangkit mulut tambang 9-10 Sumatra Selatan. Kami sudah siap," kata Arviyan.

Ia optimistis produksi batubara Bukit Asam sanggup menopang kebutuhan bahan bakar pembangkit listrik yang akan menjadi kelolaannya. Maklum, saat ini areal konsesi pertambangan PTBA memiliki sumber daya 8 miliar ton batubara. Sementara cadangan terbukti mencapai 3,3 miliar ton batubara.

Tahun ini PTBA akan berupaya menggenjot produksi 25,75 juta ton. Jumlah tersebut sama saja meningkat 34% dari tahun lalu sebesar 19,24 juta ton. "Tahun 2020, kami akan memacu produksi batubara mencapai 50 juta ton per tahun," ujarnya.

Pada kuartal I-2016, produksi batubara perusahaan ini sudah mencapai 6 juta ton atau meningkat 15% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015. "Kami optimistis demand terus meningkat khususnya dari pasar domestik," kata Arviyan.

Menunggu PLN

Persoalannya, kendati sudah mengantongi proyek PLTU Sumsel 8, PTBA belum bisa menggarap proyek yang dihentikan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Hingga kini perusahaan itu masih menunggu PLN mengeluarkan surat pernyataan minat atau letter of interest atas proyek High Voltage Direct Current (HVDC) Transmission berdaya 500 kilo volt untuk wilayah Sumatra hingga Jawa.

Surat itu penting, lantaran menjadi jaminan kelanjutan proyek tersebut sesuai dengan Rencana Usaha Penyedia Listrik (RUPTL) 2016-2024. "Kami berharap segera keluar agar cepat terealisasi. Proyek ini juga ditargetkan beroperasi tahun 2019," kata Arviyan.

Dia juga menandaskan, pembebasan lahan proyek itu sudah selesai semua. "Kami tidak ingin molor," tandasnya. Sebelumnya, PLN menolak menjalankan proyek HVDC lantaran proyek tersebut hanya transmisi searah dan hanya menguntungkan Jawa.

Tapi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, proyek HVDC merupakan arus dua arah dan menguntungkan Sumatera dan Jawa. Keputusan akhir, dalam rapat yang digelar Selasa (14/6), Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR setuju melanjutkan proyek HVDC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×