Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi ekspor gas alam cair (LNG) Indonesia diperkirakan menurun pada tahun 2025.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) memproyeksikan ekspor LNG hanya mencapai sekitar 150 kargo sepanjang 2025, atau lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
Penurunan ekspor ini salah satunya disebabkan adanya penjadwalan ulang pengiriman LNG untuk mengamankan pasokan gas dalam negeri, khususnya untuk kebutuhan pembangkit listrik.
"Ekspor 2025 , perkirakan turun dari tahun sebelumnya, ekspor sebanyak 150 kargo. Domestik mencapai 86 kargo. Ini tapi masih bergerak terus perkiraan awal aja apakah proyeksi tadi masih memungkinkan, dialihkan ke domestik atau lainnya," kata Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi usai ditemui dalam konferensi SKK Migas, Senin (21/7).
Baca Juga: Anggota Komisi XII DPR Setuju RI Impor LNG, Ini Alasannya
Kurnia menegaskan, pengurangan ekspor bukan berarti adanya pembatalan pengiriman. Pemerintah hanya menjadwal ulang pengapalan, dengan memediasi negosiasi antara kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dan pembeli LNG.
"Hanya penjadwalan aja dengan KKKS dengan para buyer diskusikan lagi jadwal pengiriman. Sudah dicapai kesepakatan ini bisa ditunda sebentar akan dikirim nanti tanpa ada konsekuensi," jelasnya.
Sementara itu, produksi LNG nasional tahun ini diperkirakan mencapai 237,8 kargo yang bersumber dari dua kilang utama, yakni Kilang Bontang di Kalimantan Timur dan Kilang Tangguh di Papua Barat. Kilang Tangguh menyumbang porsi terbesar menyusul beroperasinya Train 3.
"Sekitar 53,8 kargo Bontang, dan sebanyak 184 kargo dari Tangguh," pungkas Kurnia.
Selanjutnya: Saham ADMR Naik 8,5% pada Selasa (22/7), Nilai Transaksi Tembus Rp160 Miliar
Menarik Dibaca: Dukungan MSIG di Balik MSIG Serenity Cup, Perkuat Fondasi Sepak Bola Wanita
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News