kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.600   -6,00   -0,04%
  • IDX 8.089   173,32   2,19%
  • KOMPAS100 1.119   28,59   2,62%
  • LQ45 796   23,97   3,10%
  • ISSI 285   3,86   1,37%
  • IDX30 415   14,34   3,58%
  • IDXHIDIV20 470   17,22   3,80%
  • IDX80 124   2,97   2,46%
  • IDXV30 133   4,48   3,48%
  • IDXQ30 131   4,31   3,39%

Butuh alat konversi, pemerintah gandeng Italia


Senin, 30 Januari 2012 / 13:22 WIB
Butuh alat konversi, pemerintah gandeng Italia
ILUSTRASI. Wakil Direktur Utama 3 Indonesia Danny Buldansyah


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Indonesia menjalin kerjasama teknis untuk program pengadaan alat konversi beserta tabungnya dengan industri terkait dari Italia dan Korea Selatan. Kerjasama bertujuan untuk membantu proses produksi alat konversi secara mandiri oleh perusahaan dalam negeri, seperti PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, maupun PT Wijaya Karya.

Perusahaan asal Italia yang ditunjuk pemerintah yang membantu pembuatan alat konversi itu adalah, Lendi Renso. Sementara, perusahaan Korea Selatan yang ditunjuk pemerintah adalah Dymco, yang telah memasang 34.000 alat konversi untuk kendaraan di negeri ginseng itu. "Perusahaan dari Italia itu sudah memproduksi dan ekspor alat konversi ke 60 negara," terang MS Hidayat di Jakarta, pada Senin (30/1).

Hidayat menyatakan, sejumlah perusahaan BUMN yang akan memproduksi alat konversi sudah sepakat untuk saling kerjasama dalam pengembangan teknologi. "Sementara kami menjalin kesepakatan dengan perusahaan Italia untuk pengembangan teknologi green," jelas Hidayat.

Kerjasama dengan perusahaan asing itu, menurut Hidayat akan terwujud dalam hal pelatihan teknisi pemasangan alat konversi di Indonesia. Rencananya, teknisi alat konversi wajib memiliki sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi.

"Bengkel-bengkel yang memasangnya harus ditunjuk, dan teknisinya punya sertifikat," terang Hidayat yang mengaku sedang menyusun sertifikasi untuk teknisi tersebut.

Dalam program konversi ke bahan bakar gas (BBG) tersebut, pemerintah merencanakan untuk memproduksi 225.000 unit alat konversi. Sementara alokasi untuk impor hanya sebanyak 25.000 unit. “Untuk impor alat konversi hanya selama 6 bulan saja, setelah itu kita produksi secara mandiri," tandas Hidayat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×