Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) terus berupaya mengembangkan Kawasan Industri Kendal di tahun 2019 seturut kinerja perseroan yang terus menoreh hasil positif.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pada kuartal pertama 2019 KIJA menorehkan pendapatan sebesar Rp 584,75 miliar atau meningkat 18,54% year on year (yoy) dibanding perolehan pada periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 493,26 miliar.
Torehan positif atas pendapatan juga diikuti oleh perolehan laba bersih. Laba bersih perseroan pada kuartal pertama 2019 sebesar Rp 76,65 miliar atau terdongkrak 408,82% yoy dibanding perolehan di periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 15,06 miliar.
Lebih jauh ke belakang, pada 2018 lalu perseroan sempat mencatatkan penurunan penjualan. Di akhir tahun 2018 penjualan tercatat sebesar Rp 2,71 triliun atau turun 10,43% yoy dimana pada akhir tahun 2017 KIJA memperoleh pendapatan sebesar Rp 2,99 triliun.
Sementara itu laba bersih KIJA pada 2018 sebesar Rp 67,1 miliar atau turun 123,3% yoy dimana pada akhir tahun lalu laba bersih sebesar Rp 149,84 miliar.
Hasil yang kurang optimal pada akhir tahun lalu disebut manajemen akibat shutdown Bekasi Power yang mempengaruhi kawasan industri. Selain itu KIJA menyebut penjualan yang rendah didorong rendahnya penjualan real estate pada tahun lalu.
Kendati demikian perseroan cukup optimistis menatap tahun 2019 terlebih lewat proyek Kawasan Industri Kendal. "Sudah ada 52 penyewa yang terkonfirmasi," sebut Muljadi Suganda, Sekretaris perusahaan KIJA, Rabu (26/6).
Adapun penyewa yang telah memulai proses operasi di KIK yakni PT Tat Wai Industries, PT APP Timbar, PT Roda Maju Bahagia, PT Kendal Eco Furindo, PT Ganda Sugih Arthaboga, PT MMI. Sementara itu proses konstruksi sedang dilakukan sejumlah tenant antara lain, PT Sinar Harapan Plastik, PT D&V Inter Makmur Gemilang, PT Dae Young, PT Smart Eco Land, PT Inmas Sunshine serta PT Maju Bersama Gemilang.
Optimisme ini diikuti dengan pembangunan tol jawa yang diklaim menggerakkan roda industri di KIK. "Jalur distribusi efektif dan menjadi pilihan bagi investor. Serta UMR Kendal yang murah ketimbang Jabodetabek tentunya menjadi pertimbangan investor dan keuntungan bagi KIJA," jelas Muljadi.
Adapun, dalam agenda Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan KIJA juga melakukan perubahan dewan komisaris dan direksi. Aris Liman diangkat sebagai Komisaris sementara Sugiharto diangkat sebagai Direktur Utama menggantikan Budianto Liman yang kini menjabat sebagai Direktur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News