kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Cenderung Fluktuatif, Penjualan Minyak Goreng Diprediksi Capai 2,78 Ton Tahun Ini


Selasa, 13 Februari 2024 / 05:45 WIB
Cenderung Fluktuatif, Penjualan Minyak Goreng Diprediksi Capai 2,78 Ton Tahun Ini
ILUSTRASI. Pedagang memperlihatkan minyak goreng kemasan bersubsidi Minyakita di salah satu Pasar Tradisional di Pekanbaru, Riau, Selasa (7/2/2023). Cenderung Fluktuatif, Penjualan Minyak Goreng Diprediksi Capai 2,78 Ton Tahun Ini.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) memproyeksikan, penjualan minyak goreng kemasan sederhana dengan merek Minyakita dan minyak goreng curah melalui pasar tradisional mencapai 2,78 juta ton di tahun 2024.

Direktur Eksekutif GIMNI, Sahat Sinaga menyampaikan penjualan minyak goreng kemasan sederhana tersebut cenderung mengalami fluktuatif sejak pertama kali diluncurkan tahun 2022 lalu, di mana kondisi penjualan minyak goreng kemasan sederhana tersebut mencapai 3 juta ton, kemudian turun sekitar 8,3% menjadi 2,75 juta ton di tahun 2023.

Penurunan penjualan ini berbanding lurus dengan menurunnya permintaan masyarakat. Jika merujuk Data Badan Pangan Nasional (Bapanas), kebutuhan minyak goreng nasional mencapai 5,9 juta ton di tahun 2022, kemudian menurun menjadi 4,8 juta ton di tahun berikutnya.

Baca Juga: Fluktuatif, GIMNI Prediksi Penjualan Minyak Goreng Capai 2,78 Juta Ton di 2024

Sahat mengungkapkan adanya perubahan pola makan masyarakat membuat volume konsumsi minyak goreng selalu berubah dari tahun ke tahun. Ia menilai sebagian masyarakat kini sudah mulai mengurangi konsumsi makanan dengan cara digoreng (fried foods).

"Pola makan masyarakat kota sudah banyak berubah ke makanan berbasis tepung, gandum, makanan instan, dan pola goreng-menggoreng sudah mulai berubah," kata Sahat kepada Kontan, Minggu (11/2).

Sementara itu, Sahat menilai bahwa penjualan minyak goreng dalam kemasan premium juga mengalami penurunan. 

Jika melihat data BPS, disebutkan konsumsi minyak goreng mencapai 4,8 juta ton, di mana Minyakita dan minyak goreng curah berkontribusi sebesar 2,75 juta ton. Artinya, penjualan minyak goreng kemasan premium tahun 2023 hanya 2,05 juta ton. Padahal, pada tahun sebelumnya bisa mencapai 2,9 juta ton.

Baca Juga: Promo Superindo 12-15 Februari, Es Krim Beli 1 Gratis 1 & Minyak Goreng Harga Spesial

"Kemasan premium melorot keras, dan kelihatannya selain pola makan yang berubah juga mereka (masyarakat) lebih memilih Minyakita di pasar tradisional dibandingkan via pasar moderen," ujarnya.

Lebih lanjut, Sahat menerangkan bahwa permintaan minyak goreng akan mengalami kenaikan menjelang momentum Ramadan dan Lebaran tahun ini sekitar 74 Kiloliter.

"Kalau untuk tahun 2024, permintaan minyak goreng rakyat yakni Minyakita dan minyak goreng curah rata-rata berada di level 205.000 Kiloliter per bulan. Sementara mendekati Hari Besar Keagamaan (Ramadan dan Lebaran) akan meningkat menjadi 279.000 Kiloliter per bulan," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×