kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.489   45,00   0,29%
  • IDX 7.736   0,93   0,01%
  • KOMPAS100 1.201   -0,35   -0,03%
  • LQ45 958   -0,50   -0,05%
  • ISSI 233   0,21   0,09%
  • IDX30 492   -0,18   -0,04%
  • IDXHIDIV20 591   0,64   0,11%
  • IDX80 137   0,04   0,03%
  • IDXV30 143   0,27   0,19%
  • IDXQ30 164   0,00   0,00%

CHINT Global Hadirkan Solusi Data Center di Filipina dan Indonesia


Kamis, 02 November 2023 / 07:18 WIB
CHINT Global Hadirkan Solusi Data Center di Filipina dan Indonesia
ILUSTRASI. CHINT meluncurkan solusi pusat data (data center) untuk menjangkau pasar di Filipina dan Indonesia.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan penyedia solusi energi, CHINT meluncurkan solusi pusat data (data center) untuk menjangkau pasar di Filipina dan Indonesia.

Dalam acara Data Centre World Asia 2023 tahun ini, CHINT memamerkan solusi pusat data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan distribusi daya pada pusat data hyperscale.

Salah satu solusi ini di antaranya EnergiX-P40, sebuah Power Distribution Unit (PDU) yang telah memperoleh sertifikasi di bawah type test standar IEC-61439. Pemutus sirkuit (circuit breaker) di EnergiX-P40 dapat diganti tanpa mematikan seluruh PDU karena memiliki hingga 144 outgoing circuits.

IEC Ambassador (2018 – 2021) and Technical Director of Asia Pacific, CHINT Global and Sunlight Electrical Lim Say Leong menjelaskan, teknologi ini sangat penting bagi pusat data dan infrastruktur vital lainnya, di mana downtime, bahkan selama masa pemeliharaan atau perbaikan, tidak boleh terjadi.

Hal ini juga dapat membantu meningkatkan ketersediaan daya dan uptime pusat data dan aplikasi penting lainnya.

"Pusat data merupakan infrastruktur yang sangat penting, maka dari itu pemilik pusat data harus mengatasi kompleksitas pembangunan pusat data sejak tahap awal setiap proyek untuk mencapai standar tertinggi, serta mempertimbangkan peraturan pemerintah dan skalabilitas (kemampuan untuk ditingkatkan), " kata Lim dalam siaran pers, Rabu (1/11).

Baca Juga: Bangun Edge Data Center Sepanjang Jaringan Kereta Api, KAI Properti Gandeng Voltare

Lim menjelaskan, dalam pembangunan pusat data membutuhkan perencanaan dan rancangan yang cermat. Selain itu, penggunaan gardu listrik prefabrikasi juga dinilai dapat secara signifikan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk membangun pusat data, meningkatkan kualitas konstruksi dan mendorong penghematan biaya dibandingkan metode konstruksi tradisional.

Lim melanjutkan, solusi pusat data CHINT juga sangat cocok untuk digunakan di Filipina dan Indonesia yang rentan terhadap bencana alam dan terputusnya pasokan listrik.

Dan EnergiX-P40 dari CHINT juga telah memperoleh sertifikasi uji seismik IEC60068, yang dirancang untuk tahan terhadap bencana alam seperti gempa bumi dan angin topan. Hal ini dapat mengurangi risiko downtime yang mungkin akan kerap dihadapi pusat data di Filipina dan Indonesia.

Gardu listrik juga merupakan bagian vital dari solusi pusat data, berperan dalam menurunkan tegangan listrik dari jaringan dan menyediakan daya cadangan manakala terjadi pemadaman. Gardu listrik prefabrikasi dari CHINT dirancang dan dirakit di kondisi area pabrik yang diawasi ketat dan juga dapat menyertakan sistem baterai lithium.

Gardu-gardu kemudian dikirim ke lokasi pusat data dan dapat diintegrasikan dengan sistem proteksi kebakaran secara mudah di lokasi on-site. Hal ini mengurangi pemborosan material tanpa harus melakukan perubahan khusus di lokasi.

Menurutnya, dengan pengalaman mendunia lebih dari 35 tahun serta tim engineer dan ilmuwan riset terbaik yang tersebar di lebih dari 140 negara dan wilayah, CHINT berada di garda depan dalam mendorong perubahan pada industri pusat data.

Di Filipina, CHINT juga telah mendukung banyak proyek pembangunan pusat data, termasuk salah satu pusat data hyperscale terbesar di negara ini, yang memiliki luas 43.000 m2 di tiga gedung data hall empat lantai dan dengan konektivitas ke lebih dari 400 pusat data.

Baca Juga: Ekosistem 5G Tingkatkan Efektivitas Penerapan Industri 4.0

Manajemen CHINT menilai, pembangunan Pusat Data generasi baru kini semakin kompleks. Permintaan akan daya komputasi tumbuh secara eksponensial dikarenakan integrasi teknologi pada pusat data seperti penggunaan Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), machine learning (pembelajaran mesin), dan teknologi lainnya yang membutuhkan data dalam jumlah besar.

Dengan ancaman serangan siber yang kerap terjadi, semua perusahaan menekankan pentingnya penerapan langkah-langkah keamanan yang semakin canggih.

Pusat data juga tengah disoroti setelah maraknya gangguan pusat data akhir-akhir ini, seperti yang terjadi pada bank-bank di Singapura, ledakan server yang terjadi di Cyber Data Centre di Indonesia pada Desember 2021 hingga menewaskan dua teknisi, serta kebakaran di pusat data di Mahkamah Agung Filipina di Manila pada April 2022.

Selain itu, operator pusat data juga terus mencari solusi untuk mengurangi polusi, serta mematuhi segala regulasi yang berlaku.

Indonesia Data Centre Market Size & Share Analysis - Growth Trends & Forecasts (2023 – 2028) dari Mordor Intelligence mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi digital, start-ups, dan pengguna internet mendorong pengembangan pusat data hyperscale di Indonesia.

Kapasitas pusat data di Indonesia diperkirakan akan meningkat dari 514 MW pada tahun 2023 menjadi lebih dari 1.410 MW pada tahun 2029.  

Adapun, pusat data di seluruh dunia, diklasifikasikan dari tier 1 hingga tier 4 berdasarkan beberapa faktor seperti jaminan uptime, tingkat redundansi, dan beberapa faktor lainnya.

Pusat data tier 4 adalah peringkat tertinggi di mana pusat data dengan klasifikasi ini memiliki infrastruktur yang paling kompleks dan menawarkan tingkat kehandalan tertinggi, dengan sistem independen dan terisolasi, dan memiliki sistem catu daya yang redundan, sehingga dapat terus beroperasi bahkan jika salah satu sistem gagal.

Di Indonesia, segmen tier 3 mendominasi pasar pusat data, menguasai lebih dari 50% pangsa pasar sejak tahun 2022, dengan proyeksi pertumbuhan sebesar 15% pada 2029. Dalam lima tahun ke depan, segmen tier 4 diperkirakan akan tumbuh paling cepat, dengan laju 25.9% setiap tahunnya.

Baca Juga: Pertama di Asean, DCI Indonesia Raih Sertifikasi TCOS dari Uptime Institute

Selain menyediakan berbagai solusi yang tersedia untuk operator pusat data, CHINT juga akan terus menata ulang inovasi dengan para stakeholder untuk mendorong batas-batas pembangunan pusat data di wilayah ini.

Dalam agenda yang sama, turut dibahas pula potensi untuk mentransformasi sektor energi melalui penggunaan hidrogen dan energi terbarukan. Dengan latar belakang kelayakan ekonomi, manfaat terhadap lingkungan, dan dampak sosial dari pemanfaatan energi terbarukan, mereka mendorong antusiasme untuk beralih ke dunia yang rendah karbon.

Pada saat yang sama, CHINT juga menyelenggarakan 10th CHINT International Marketing Forum (CIMF) di Shanghai, dari tanggal 10 hingga 14 Oktober 2023, untuk membahas tren energi pintar terbaru dan perjalanan Carbon-Neutral CHINT. Bertemakan "Empower a Boundless Energy World".

Manajemen CHINT memastikan, akan terus meningkatkan rekam jejak di Asia Pasifik melalui rencana ekspansi bisnis yang cepat. CHINT juga telah memiliki serangkaian proyek yang kuat di mana CHINT akan meningkatkan kemitraan dengan lebih banyak pihak. Kerjasama tersebut untuk menata ulang solusi energi pintar sambil meninjau kembali strategi di sektor energi pintar untuk memenuhi permintaan yang baru dan lebih kompleks.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×