Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Noverius Laoli
Ia menilai potensi startup di bidang kesehatan sangat menjanjikan, selain akses kesehatan menjadi kebutuhan semua orang, penggunaan teknologi dalam bidang kesehatan juga masih belum maksimal.
Terobosan penggunaan teknologi ini juga yang membuat Halodoc mendapat tawaran dari beberapa negara di Asia Tenggara maupun Afrika untuk membawa teknologinya ke luar Indonesia.
“Beberapa kali ada ajakan dari beberapa negara tersebut untuk bawa teknologi Halodoc ke luar Indonesia, bagus juga tawarannya. Tapi dari kami sendiri masih mau fokus ke pasar Indonesia.
Baca Juga: Fakta Penting di Balik Suksesnya Customer Experience di era Ekonomi Digital Indonesia
Masalahnya di sini sendiri saja tantangan kesehatan masih banyak, kami berusaha buat beresin persoalan yang di sini dulu. Saat ini kita totalitas untuk Indonesia,” tegas Jonathan.
Bagi Jonathan, ada dua tantangan terbesar selama mengembangkan Halodoc yang mungkin berlaku juga untuk startup di sektor lain. Banyaknya startup yang berfokus pada solusi membuat penggagas startup belum tentu bisa menemukan solusi yang tepat bagi permasalahan yang dituju.
“Banyak sekali startup yang fall in love with solution. Tantangan terbesar adalah apakah perusahaan tersebut bisa dengan tepat meng-adress the right pain,” katanya.
Tantangan kedua adalah soal penerimaan pasar atau market acceptance. Startup di sektor apapun akan bertahan lama jika solusi yang ditawarkan bisa diterima oleh pasar. Jonathan menjelaskan konteks market acceptance tersebut juga berlaku bagi regulator dan investor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News