kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45904,15   5,40   0.60%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dari Niger hingga Timor Leste, ini perkembangan proyek mancangera Wijaya Karya (WIKA)


Kamis, 13 Agustus 2020 / 22:02 WIB
Dari Niger hingga Timor Leste, ini perkembangan proyek mancangera Wijaya Karya (WIKA)
ILUSTRASI. Proyek WIKA di Timor Leste


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah pertama kali dipercaya pada tahun 2007 untuk berkarya di luar negeri, PT Wijaya KaryaTbk telah menjelma menjadi BUMN Indonesia berskala global. Buktinya, portofolio emiten berkode saham WIKA tersebut telah tersebar di 11 negara baik itu di Asia, Timur Tengah dan Afrika. 

Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito mengungkapkan, kekuatan perusahaan pelat meraj ini terletak pada portofolio yang luas di tingkat domestik dan dukungan dari semua lini bisnis yang memungkinkan WIKA, anggota indeks Kompas100 ini, dalam menawarkan jasa konstruksi secara lebih lengkap di pasar internasional. 

WIKA dinilai cukup berani untuk masuk dalam proyek-proyek strategis dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Terbukti, di sektor pembangunan infrastruktur kereta modern misalnya, WIKA menjadi kontraktor lokal yang paling banyak mengambil peran pada pembangunan MRT Jakarta sebagai yang pertama di Indonesia dan LRT Jakarta Kelapa Gading - Velodrome. 

Baca Juga: Menilik strategi Wijaya Karya (WIKA) dalam menjaga likuiditasnya

"WIKA bertindak sebagai satu-satunya kontraktor Indonesia yang mengerjakan Kereta Cepat Jakarta Bandung yang juga akan menjadi yang pertama hadir di Indonesia bahkan ASEAN," ungkap Agung dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Kamis (13/8). 

Agung menambahkan, dalam setiap pembangunan proyek yang juga melibatkan kontraktor internasional, WIKA berusaha seoptimal mungkin untuk melakukan transfer pengetahuan dan transfer teknologi sehingga kompetensi perusahaan ini semakin meningkat dan dipercaya oleh para kontraktor global untuk menjadi partner dalam pengembangan bisnis di luar negeri. 

"Ditambah dengan kemampuan adaptasi dari karyawan kami, maka WIKA semakin dipercaya menjadi kontraktor utama dalam pembangunan proyek berskala besar di luar negeri," sambung Agung.

Sebagai informasi, berikut adalah sejumlah proyek yang tengah dikerjakan WIKA di luar negeri:

- Niger, Presidential Palace

Usai menorehkan sejumlah karya di Afrika Utara, WIKA melebarkan sayapnya hingga ke Afrika Barat melalui proyek prestisius, yakni Istana Kepresidenan Republik Niger. Di sana perusahaan pelat merah ini bertanggung jawab menyelesaikan empat bangunan meliputi ballroom, head of state atau bangunan pendukung di sekitar ballroom, service building atau pusat kontrol, dan pavillion of president atau tempat tinggal presiden beserta keluarga.

Saat ini tim proyek yang terdiri sekitar 70 pekerja asal Indonesia tersebut sedang fokus pada penyelesaian bangunan ballroom dan mengejar target untuk segera rampung pada Februari 2021 mendatang. Proyek ini juga semakin membanggakan dengan disematkannya nuansa Indonesia melalui penggunaan ornamen finishing dari dalam negeri serta beberapa material penunjang dari Indonesia seperti rangka baja dari WIKA Industri Konstruksi dan water heater WIKA Industri Energi.

Meski bekerja di tengah pandemi Covid-19, tim proyek tidak menemukan hambatan berarti karena seluruh pekerja yang berada lingkungan istana kepresidenan langsung menerapkan protokol ketat seperti tidak ada yang boleh keluar - masuk. Hal ini sejalan dengan peraturan di negara tersebut yang tetap memperbolehkan pekerjaan proyek tetap berjalan dengan pengawasan dan protokol yang ketat.

Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) bidik kontrak baru senilai Rp 21 triliun hingga akhir 2020

- Taiwan, Sanying Metro Line

Perjalanan WIKA di Taiwan dimulai saat perusahaan ini digandeng oleh kontraktor terbesar di Taiwan yaitu RSEA Engineering Corporation untuk mengerjakan jalur MRT inner ring road di kota New Taipei City. Jalur yang diberi nama Sanying Line ini nantinya akan membentang sepanjang 14,3 kilometer dan menghubungkan daerah Tucheng, Sanxia, dan Yingge dengan 13 stasiun pemberhentian.

Sanying Line akan menjadi batu loncatan bagi pemerintah Taiwan untuk mewujudkan interegasi transportasi dari Bandara Taiwan ke New Taipei City. Pembangunan proyek yang turut melibatkan 133 pekerja asal Indonesia ini tengah fokus pada pengerjaan 4 stasiun di daerah Yingge dan Sanxia yang rata-rata berjarak 1,2 kilometer antar stasiun. 

- Malaysia, Limbang Cable Stay Bridge

Di Negeri Jiran, WIKA memulai ekspansi sejak tahun 2014 silam dengan proyek Mydin Supermall di Kuching, Sarawak. Kini, WIKA , anggota indeks Kompas100 ini, dipercaya untuk menggarap proyek Proposed Sg. Limbang Cable Stayed Bridge di Sarawak. 

Bekerja sama dengan salah satu BUMN di Serawak dengan scope pekerjaan struktur utama jembatan, WIKA mulai mengerjakan proyek jembatan yang akan menghubungkan kota Limbang ke Brunei Darussalam tersebut pada tahun 2018 lalu. Proyek ini direncanakan selesai pada tahun 2021. 

Jembatan full cable stayed pertama WIKA di luar negeri ini terbentang sepanjang 772 meter dan lebar 20,5 meter di atas Sungai Limbang. Selain bermanfaat untuk pengembangan daerah-daerah baru dan peningkatan perekenomian Kota Limbang, jembatan ini juga akan menjadi ikon baru di Sarawak dan berpotensi menjadi destinasi wisata baru. 

Baca Juga: Belum kantongi proyek baru dari luar negeri, Wijaya Karya (WIKA) revisi target

Selain penting bagi masyarakat Malaysia, Jembatan Limbang juga menjadi catatan penting bagi perjalanan ekspansi bisnis luar negeri WIKA.

- Filipina, Clarin Bridge

Sejak 2018 lalu, WIKA dipercaya berkontribusi memulihkan konektivitas antara Provinsi Bohol ke Pulau Panglau yang merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Filipina melalui proyek Reconstruction of Clarin Bridge. Sebelumnya, jembatan yang menghubungkan dua daerah tersebut sempat runtuh akibat gempa bumi pada 2013 silam.

Bersama perusahaan konstruksi Filipina, WIKA menggarap jembatan Arch Bridge atau jembatan lengkung dengan panjang linear 104 meter yang akan mempermudah akses menuju daerah pariwisata serta mempercepat mobilisasi barang dan jasa di antara kedua wilayah tersebut. 

Ini merupakan proyek pertama WIKA di negara tersebut dan juga menjadi proyek jembatan Arch Bridge pertama WIKA di luar negeri. Di tengah fokus pada pengerjaan instalasi jembatan, WIKA menargetkan proyek ini mampu rampung pada akhir tahun 2020.

- Myanmar, Yangon Railway Upgrading dan Yangon Mandalay Circular Improvement

Yangon Circular Railway Upgrading menjadi proyek perdana WIKA di Myanmar pada tahun 2018 lalu setelah resmi digandeng oleh kontraktor terbesar Myanmar, Shwe Taung. Setelah hampir 2 tahun menggarap perbaikan rel kereta rel ganda sepanjang 44 kilometer di kota Yangon, proyek ini ditargetkan mampu rampung pada Desember 2020.

Selain itu, pada tahun 2019, perusahaan BUMN ini digandeng oleh Tokyu Construction untuk bermitra pada proyek Yangon Mandalay Railway. Ini merupakan buah dari kepercayaan yang diterima WIKA setelah terlibat dalam beberapa proyek baik di dalam maupun di luar negeri bersama kontraktor asal Jepang tersebut.

Yangon Mandalay Railway Improvement sendiri merupakan jalur kereta antar kota di Bago State yang dirancang dengan sistem rel ganda sepanjang 60 kilometer. Proyek yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas transportasi ini ditargetkan akan selesai pada tahun 2021 mendatang.

Baca Juga: Saham emiten konstruksi BUMN terpuruk, harga WSKT longsor paling dalam

- Timor Leste, Soibada Bridge

WIKA memiliki banyak catatan sejarah di Timor Leste yang dimulai pada tahun 2012 lalu melalui sederet proyek prestisius seperti bandara, beberapa ruas jalan, jembatan, dan dermaga yang turut menjadi pendorong roda ekonomi di negara tetangga tersebut.

Sekarang WIKA tetap menjadi salah satu pilihan utama sekaligus menjadi bukti dari eratnya hubungan antara Indonesia dengan negara berjuluk Bumi Loro Sae itu. WIKA sedang menggarap sebuah proyek infrastruktur jembatan yang akan menghubungkan Desa Soibada ke jalan utama menuju Manatutu yang akan dikenal dengan sebutan Soibada Bridge.

Proyek yang ditargetkan akan selesai pada Desember 2020 ini akan membawa banyak manfaat bagi masyarakat Timor Leste karena meningkatkan konektivitas sekaligus kapasitas kendaraan yang sebelumnya kerap menemui hambatan ketika air sungainya sedang pasang.

Selain proyek-proyek di Timor Leste yang sedang berlangsung dikerjakan saat ini, WIKA sebelumnya telah memiliki rekam jejak sederet proyek prestisius lainnya di negara tersebut. 

Di antaranya adalah Bandara Oecusse yang menjadi pembangunan bandara komplit WIKA pertama di luar negeri.  Lalu ada juga PLTD Hera dan Comoro Bridge. 

Selain itu, WIKA juga memiliki salah satu proyek yang menjadi tonggak sejarah di luar negeri yaitu East-West Motorway Aljazair yang merupakan proyek sipil terbesar di dunia pada saat itu dan menjadi proyek pertama perseroan di luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×