Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
Sedangkan untuk perolehan laba bersih perusahaan optimistis membukukan Rp 7,4 miliar di tahun 2020. Lie mengatakan selain penguatan pasar ekspor dengan penjajakan negara tujuan baru, KAYU juga tengah menambah mitra produsen kayu olahan.
"Di tahun ini rencananya ada tambahan mitra untuk membantu proses pengolahan produk kami supaya penjualan kami bisa meningkat," sebut Lie. Sebagai perusahaan perdagangan, KAYU belum memproduksi sendiri namun mengandalkan banyak mitra pengolahan yang secara total memiliki kapasitas 50.000 meter kubik per tahunnya.
Baca Juga: Roadmap industri hasil tembakau dinilai penting untuk amankan investasi
Sekadar informasi sampai kuartal-III 2019 kemarin KAYU ini mencatatkan pertumbuhan penjualan bersih sekitar 7,26% secara tahunan year-on-year (yoy) menjadi Rp 27,50 miliar. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, penjualan bersih perseroan hanya mencapai Rp 25,56 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Pada saat yang bersamaan, beban pokok penjualan tercatat mengalami penurunan sebesar 3,95% secara yoy dari yang semula Rp 21,88 miliar di kuartal-III 2018 menjadi Rp 21,01 miliar di kuartal III 2019.
Alhasil, pertumbuhan dari sisi laba sudah bisa terlihat pada sisi laba kotor perseroan yang tercatat sebesar Rp 6,49 miliar di sembilan bulan pertama 2019. Angka ini lebih besar sekitar 76,54% dibanding laba kotor pada periode sama tahun 2018 yang sebesar Rp 3,67 miliar.
Beberapa pos beban administrasi dan lainnya mengalami penyusutan yang menyebabkan laba bersih KAYU tercatat sebesar Rp 3,15 miliar sepanjang Januari - September 2019 lalu. Jumlah ini naik berkali-kali lipat dibanding laba tahun berjalan di periode sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 573,37 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News