kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dekarindo: Kawasan Industri Batang kurang menarik bagi pelaku industri karet


Kamis, 02 Juli 2020 / 21:32 WIB
Dekarindo: Kawasan Industri Batang kurang menarik bagi pelaku industri karet
ILUSTRASI. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di sela kunjungan kerjanya mendampingi Presiden Joko Widodo pada agenda meninjau Kawasan Industri Batang, Selasa (30/6).


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Karet Indonesia (Dekarindo) mengaku belum menerima laporan adanya keinginan relokasi ke Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah dari anggota asosiasi. Dugaannya, hal ini  disebabkan oleh faktor letak geografis Kawasan Industri Batang yang kurang menarik bagi pelaku industri karet.

Ketua Dekarindo Azis Pane menjelaskan, terdapat setidaknya dua hal yang menjadi pertimbangan utama pelaku industri karet dalam memilih lokasi untuk melakukan kegiatan usaha, yakni akses terhadap bahan baku serta pelabuhan yang mudah.

Azis bilang, sebagian besar pasokan bahan baku pelaku industri karet banyak diperoleh dari perkebunan karet di Sumatera. Hal inilah yang selanjutnya menjadi alasan mengapa banyak pelaku industri karet lebih memilih Sumatera ataupun di Jawa Barat yang memang memiliki jarak tidak terlalu jauh dari Sumatera.

Baca Juga: HKI: Kawasan Industri Batang menarik untuk pelaku industri padat karya

Sebaliknya, persebaran pelaku industri karet di Jawa Tengah tidak terlalu banyak, sebab pengiriman bahan baku dari Sumatera ke Jawa Tengah memakan waktu dan jarak yang lebih banyak.

Di sisi lain, akses yang mudah ke pelabuhan juga menjadi perhatian yang penting bagi pelaku industri karet, sehingga wilayah-wilayah seperti Jawa Barat yang dekat dengan pelabuhan internasional menjadi lebih diminati.

“Kalau mau ekspor dari Batang kan musti ke Semarang dulu, terus Semarang itu bukan international harbour, international harbour itu kan Tanjung Perak, Priok dan Medan,” kata Azis saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (2/7).

Meski begitu, hal ini bukan berarti bahwa Kawasan Industri Batang tidak cukup menarik. Menurut Azis, secara umum, Kawasan Industri Batang terbilang cukup menarik untuk dijadikan sebagai lokasi kegiatan usaha lantaran berada di wilayah yang memiliki besaran upah minimum provinsi (UMP) yang murah.

Berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 560/50 Tahun 2019 tanggal 31 Oktober 2019 tentang Upah Minimum Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020,  UMP Jawa Tengah untuk tahun 2020 ditetapkan sebesar Rp 1,74 juta.

Angka ini relatif lebih rendah apabila dibandingkan dengan UMP kawasan lainnya seperti Jawa Barat yang memilki besaran UMP Rp 1,81 juta ataupun Jawa Timur yang UMP-nya ditetapkan sebesar Rp 1,76 juta.

“Kalau bagi pengusaha secara umum, Kawasan Industri Batang itu menarik karena ongkos bisnisnya murah, tapi apakah industri karet akan ke situ? kami sih agak ragu,” ujar Azis.

Untuk diketahui, Kawasan Industri Batang terletak di sisi utara Tol Trans Jawa. Letaknya berjarak 50 kilometer dari Bandara Ahmad Yani dan 65 kilometer dari Pelabuhan Tanjung Mas. Kawasan Industri Batang ini diperkirakan dapat ditempuh dalam waktu 4 jam dari Jakarta, 1 jam dari Semarang.

Baca Juga: Kawasan Industri Batang potensial mendorong investasi dan tenaga kerja

Pengembangan Kawasan Industri Batang bakal digarap oleh PT PP (Persero) Tbk bersama dengan PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) dan PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW). Ketiganya telah menandatangani MoU Kawasan Industri Batang pada Selasa (30/6) lalu.

Berdasarkan rencana yang ada, pengembangan kawasan industri tersebut akan dibagi menjadi 3 (tiga) zonasi, yaitu: Zona Industri Ringan dan Sedang, Zona Inovasi dan Ekonomi Kreatif, serta Zona Manufaktur dan Logistik.  Adapun total luasan lahan yang akan dikembangkan adalah sekitar 4.300 hektare. 450 hektare di antaranya akan dikembangkan di tahap 1.

Sejauh ini, pihak PT PP (Persero) Tbk mengaku masih belum bisa membeberkan berapa perkiraan nilai investasi ataupun skema pendanaan yang akan digunakan untuk mengembangkan kawasan ini.

“Nilainya masih dihitung,” kata Direktur Strategi Korporasi dan HCM. Yul Ari Pramuharjo kepada Kontan.co.id.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×