Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Noverius Laoli
Ia memprediksi bahwa pada 2025, pendapatan BPDPKS dari pungutan ekspor CPO akan menurun, sehingga pembiayaan untuk program biodiesel akan semakin terhambat. Pada tahun ini, BPDPKS telah merevisi target pungutan ekspor dari semula Rp 27 triliun menjadi Rp 24 triliun.
Peningkatan PE ini terjadi di tengah menurunnya produksi dan ekspor CPO Indonesia. Gapki memprediksi produksi CPO dalam negeri pada 2024 akan turun sekitar 5% dibandingkan tahun sebelumnya.
Data terbaru dari Gapki mencatatkan produksi CPO hingga September 2024 sebanyak 38,93 juta ton, turun 4,62% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini dipengaruhi oleh fenomena El Nino yang mengurangi produksi Tandan Buah Segar (TBS).
Baca Juga: Target Pungutan Ekspor Kelapa Sawit Turun jadi Rp 24 Triliun pada 2024
Dari sisi ekspor, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada November 2024, volume ekspor CPO dan turunannya hanya mencapai 1,91 juta ton, turun 18% dibandingkan Oktober 2024 yang mencapai 2,33 juta ton.
Meski demikian, GAPKI tetap optimis bahwa volume ekspor sepanjang tahun 2024 dapat mencapai 30 juta ton, meskipun lebih rendah dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 32,21 juta ton. Eddy Martono berharap nilai ekspor tetap bisa mencapai sekitar 30 miliar dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News