kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.978.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.435   -56,00   -0,34%
  • IDX 7.736   -94,43   -1,21%
  • KOMPAS100 1.079   -10,72   -0,98%
  • LQ45 789   -8,41   -1,06%
  • ISSI 262   -2,74   -1,04%
  • IDX30 409   -4,48   -1,08%
  • IDXHIDIV20 475   -5,51   -1,15%
  • IDX80 119   -1,13   -0,94%
  • IDXV30 129   -0,75   -0,58%
  • IDXQ30 132   -1,48   -1,11%

Demo Tekan Kinerja Hotel dan Restoran, Okupansi Makin Terpuruk


Senin, 01 September 2025 / 18:28 WIB
Demo Tekan Kinerja Hotel dan Restoran, Okupansi Makin Terpuruk
ILUSTRASI. Suasana di sebuah lobby hotel di Jakarta, Rabu (30/7/2025). Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengatakan kinerja industri hotel sepanjang semester I-2025 mengalami tekanan cukup dalam, terutama akibat minimnya kegiatan dari sektor pemerintah yang selama ini menjadi tulang punggung pasar MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition)./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/30/07/2025


Reporter: Leni Wandira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi unjuk rasa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir memberi tekanan tambahan bagi sektor perhotelan dan restoran yang sudah lebih dulu lesu. 

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mencatat terjadi penurunan okupansi dan pembatalan reservasi di sejumlah daerah, terutama di kawasan dekat pusat demonstrasi.

Sekretaris Jenderal PHRI, Maulana Yusran, mengatakan kondisi ini cukup signifikan karena industri hotel sejak awal tahun memang belum dalam kondisi yang baik. 

"Ya ada penurunan okupansi saat terjadi demo, dan beberapa pembatalan. Walaupun angka detailnya belum bisa dipastikan, tapi dampaknya signifikan. Apalagi saat ini rata-rata okupansi hotel saja sudah di bawah 50% tanpa adanya demo,” ujarnya saat dikonfirmasi Kontan, Senin (1/9/2025).

Baca Juga: PHRI: Banyak Reservasi Hotel dan Restoran Batal Imbas Demo di Jakarta

Menurut Yusran, aksi unjuk rasa yang berlangsung dengan tensi tinggi menambah beban pelaku usaha. Untuk sektor restoran, sebagian pelaku usaha memilih menutup operasional sementara, terutama yang berada di sekitar area rawan. 

"Kalau hotel saya belum lihat ada yang tutup, tapi restoran tentu menyesuaikan situasi di lapangan,” jelasnya.

Dalam menghadapi kondisi ini, pelaku usaha fokus pada peningkatan kewaspadaan, termasuk memperkuat sistem keamanan internal. 

Baca Juga: Industri Pariwisata Tertekan, PHRI Minta Revisi Aturan Rokok

"Demo ini memang tidak menargetkan hotel, tapi karena ada tamu yang harus dilindungi, pengusaha wajib meningkatkan keamanan,” tambah Yusran.

PHRI menilai, prospek industri perhotelan sepanjang 2025 masih akan tertekan. Pada semester I, pertumbuhan okupansi sudah negatif akibat efisiensi belanja pemerintah. Memasuki kuartal III, pemulihan juga belum optimal meski izin penyelenggaraan kegiatan sudah lebih longgar.

“Dengan adanya demo yang diprediksi masih berlanjut, tentu akan semakin berpengaruh. Ditambah lagi adanya travel ban dari beberapa negara, membuat pemulihan pariwisata jadi semakin berat. Harapannya pemerintah segera menanggulangi situasi ini, karena jika berlarut, dampaknya akan sangat merugikan sektor hotel dan restoran,” pungkas Yusran.

Baca Juga: Bisnis Macet, PHRI Menanti Langkah Konkret Pemerintah Respons Demo

Selanjutnya: Pemerintah Menetapkan Harga Patokan Mineral, Begini Pengaruhnya ke Pertambangan

Menarik Dibaca: Kesalahan Menabung Umroh yang Harus Dihindari Agar Rencana Ibadah Tidak Tertunda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×