Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Energi Nasional (DEN) melaporkan telah melakukan pemetaan terkait wilayah di Indonesia yang memiliki potensi sebagai wilayah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Baca Juga: Indonesia Targetkan Tambah Listrik 100 GW, 18 GW dari Nuklir
Anggota Pemangku Kepentingan Dewan Energi Nasional (DEN) Agus Puji Prasetyono mengatakan, terdapat 29 wilayah potensial, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Pangakalan Susu - Sumatera Utara
2. Tanjung Balai - Sumatera Utara
3. Batam - Kepulauan Riau
4. Bintan - Kepulauan Riau
5. Bangka Barat -Kepulauan Babel
6. Bangka Tengah - Kepulauan Babel
7. Bangka Selatan - Kepulauan Babel
8. Bojanegara - Banten
9. Muria - Jawa Tengah
10. Gerokgak - Bali
11. Sambas - Kalimantan Barat
12. Pulau Semesa - Kalimantan Barat
13. Pantai Gosong - Kalimantan Barat
14. Muara Pawan - Kalimantan Barat
15. Pangaran Timur - Kalimantan Barat
16. Keramat Jaya - Kalimantan Barat
17. Kendawangan - Kalimantan Barat
18. Airhitam - Kalimantan Barat
19. Kualajelai - Kalimantan Barat
20. Sangatta - Kalimantan Timur
21. Samboja - Kalimantan Timur
22. Babubu Laut - Kalimantan Timur
23. Morowali - Sulawesi Tengah
24. Muna - Sulawesi Tenggara
25. Toari - Sulawesi Tenggara
26.Tanjung Kobul - Maluku
27. Teluk Bintuni - Papua Barat
28. Timika - Papua Tengah
29. Merauke - Papua Selatan
Baca Juga: Indonesia dan Kanada Teken MoU Kerja Sama Mineral Kritis dan Transisi Energi
Adapun, dari 29 wilayah ini, dalam tahap pertama pengembangan, Agus mengungkap pihaknya akan memfokuskan pada empat wilayah.
"Berdasarkan sindang anggota DEN, empat yang potensial itu Kalimantan Barat, Bangka Beritung, Sulawesi Tenggara, satu lagi adalah Halmahera, Maluku Utara," katanya saat ditemui usai Acara Anugrah DEN, Selasa (10/12).
Agus juga bilang, salah satu pertimbangan dibangunnya PLTN di wilayah tersebut adalah mendekatkan dengan lokasi tambang atau smelter yang membutuhkan pasokan energi besar.
"Semuanya mendekati tambang," ungkap dia.
Dalam hitungan DEN, jika 29 PLTN sudah bisa beroperasi maka Indonesia akan mendapatkan total tambahan energi listrik dari nuklir sebesar 45-54 gigawatt (GW).
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Satu-satunya Reaktor Nuklir Alami di Dunia Berusia 1,7 Miliar Tahun
Tantangan Membangun PLTN
Dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis lainnya, pembangunan PLTN ungkap Agus harus memperhatikan keadaan geografis dari masing-masing wilayah.
"Satu adalah harus bebas dari tsunami. Dua adalah jauh dari volcano (gunung berapi) dan ketiga adalah jauh dari sesar atau patahan," ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menargetkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama Indonesia dapat beroperasi pada tahun 2032 mendatang.
Baca Juga: Energi Nuklir Menjadi Alternatif Penambahan Listrik Hijau 75 GW
"Kita targetkan di 2032 nuklir sudah jalan, karena ini salah satu cara menurunkan cost listrik dan sekaligus menuju Energi Baru Terbarukan (EBT)," ungkap Bahlil dalam paparannya saat rapat kerja bersama Komisi XII DPR RI.
Adapun terkait kapasitas PLTN pertama Indonesia ini, Bahlil bilang kapasitas awal tidak akan terlalu besar, hanya kisaran 250-300 megawatt (MW) saja.
"Menyangkut dengan nuklir ini adalah salah satu terobosan yang harus kita lakukan dan di Dewan Energi Nasional (DEN) sudah membicarakan. Mungkin tahap awal tidak dalam skala besar, 250-500 mega, kedepannya kita akan buat lebih bagus," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News