Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) masih mampu melaju di tengah performa penjualan otomotif yang sedang melambat. DRMA juga tak mengerem strategi ekspansi dengan melanjutkan diversifikasi dan aksi akuisisi.
Secara kinerja keuangan, penjualan DRMA melaju 9,20% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 4,02 triliun menjadi Rp 4,39 triliun hingga kuartal III-2025. Pada periode tersebut, penjualan ke pasar domestik maupun ekspor kompak menanjak.
Penjualan DRMA ke pasar domestik naik 8,97% (yoy) dari Rp 4,01 triliun menjadi Rp 4,37 triliun. Kinerja DRMA masih tergantung pada pasar domestik dengan kontribusi sebanyak 99,54% terhadap total penjualan.
Meski dengan kontribusi yang masih mini, tapi penjualan ke pasar ekspor mulai menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Penjualan DRMA ke pasar ekspor melonjak 117,53% (yoy) dari Rp 8,44 miliar menjadi Rp 18,36 miliar.
Baca Juga: Dharma Polimetal (DRMA) Finalisasi Rencana Akuisisi PT Mah Sing Indonesia
Walau pendapatan tumbuh dengan level high single digit, tapi DRMA hanya bisa mengamankan pertumbuhan laba bersih sebanyak 1,89% (yoy). Laba bersih DRMA meningkat dari sebelumnya Rp 412,07 miliar menjadi Rp 419,87 miliar hingga September 2025.
President Direktur Dharma Polimetal, Irianto Santoso menyoroti pertumbuhan kinerja DRMA di tengah penjualan kendaraan bermotor yang secara nasional sedang melandai. Irianto bilang, performa DRMA terdongkrak oleh strategi diversifikasi produk dan efisiensi operasional.
Diversifikasi DRMA dilakukan dengan memperluas portofolio ke eksosistem kendaraan listrik alias Electric Vehicle (EV) melalui unti bisnis Dharma Connect yang mengintegrasikan berbagai komponen EV. DRMA juga merambah pasar after market dengan produk aki lithium 12V, 6Ah, dan Battery Energy Storage System (BESS) sebagai bentuk ekspansi di luar komponen otomotif konvensional.
Sedangkan efisiensi operasional dilakukan dengan penerapan teknologi otomatisasi di lini produksi. Irianto mengklaim langkah ini berhasil meningkatkan produktivitas dan kualitas. Secara bersamaan, DRMA juga melakukan penguatan manajemen rantai pasok, yang membantu menjaga stabilitas usaha di tengah fluktuasi pasar.
Baca Juga: Dharma Polimetal (DRMA) Ungkap Strategi Ekspansi Ekosistem dan Produk Komponen EV
"Selain itu, kontribusi terbesar dari segmen roda dua yang mencapai 62% dari total pendapatan juga menjadi faktor penting dalam menopang kinerja," terang Irianto kepada Kontan.co.id, Minggu (2/11/2025).
Menilik laporan keuangan, lebih dari separuh penjualan DRMA ditujukan ke pihak ketiga, yakni PT Astra Honda Motor dengan nilai mencapai Rp 2,37 triliun. Jumlah itu setara dengan 53,98% dari total penjualan DRMA hingga kuartal III-2025. Penjualan DRMA ke Astra Honda Motor meningkat 17,32% (yoy).
Irianto menyatakan, secara keseluruhan, raihan pendapatan dan laba DRMA masih on track sesuai dengan target. Hingga akhir tahun 2025, DRMA menargetkan pertumbuhan pendapatan bisa tumbuh sebesar 10% dibandingkan capaian tahun lalu.
Strategi Akhir 2025 dan Ekspansi DRMA
Memasuki penghujung tahun 2025, DRMA memandang outlook industri komponen otomotif masih penuh tantangan, terutama jika melihat outlook penjualan mobil baru. Meski begitu, Irianto menegaskan bahwa peluang untuk mencapai kinerja positif masih terbuka.
"Seiring berlanjutnya pemulihan sektor otomotif dan percepatan transisi menuju kendaraan listrik, serta tren suku bunga yang mulai menurun, kami berharap dalam beberapa bulan ke depan akan membaik," imbuh Irianto.
Menjelang momentum pergantian tahun, DRMA pun fokus pada sejumlah strategi. Pertama, penguatan lini produk yang ada di segmen kendaraan konvensional dan hybrid. Strategi ini dibarengi dengan percepatan diversifikasi ke komponen EV dengan inovasi yang terus dilakukan terkait ekosistem mobil listrik dan hybrid.
Baca Juga: Dharma Polimetal Kembangkan Ekosistem EV, dari Charger hingga Kendaraan Listrik
Kedua, menjaga komitmen terhadap prinsip Quality, Cost, and Delivery (QCD). Ketiga, memperluas pasar melalui peluncuran model baru, serta mengembangkan kemampuan core engineering untuk menghasilkan komponen yang belum dilokalisasi di Indonesia.
"Dengan dukungan regulasi dan penerapan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), DRMA optimistis industri komponen otomotif lokal dapat tumbuh beriringan dengan pengembangan ekosistem kendaraan listrik," tegas Irianto.
Keempat, DRMA membidik peluang di segmen aftermarket melalui pengembangan produk inovatif seperti DC Battery Lithium 12V 6Ah, serta produk non-otomotif seperti BESS. "Hal ini bertujuan untuk memperluas portofolio produk dan menjadi bagian dari strategi diversifikasi," imbuh Irianto.
Selain itu, DRMA juga menggelar strategi ekspansi anorganik melalui akuisisi. Pada 27 Oktober 2025 lalu, DRMA mengumumkan sedang dalam proses finalisasi dokumentasi dan proses legal akuisisi terhadap PT Mah Sing Indonesia. Aksi ini dilakukan dalam rangka pengembangan dan ekspansi kegiatan usaha DRMA, antara lain untuk peningkatan pendapatan serta penambahan portofolio produk, khususnya pada komponen plastik untuk kendaraan roda empat (4W).
Baca Juga: Penjualan Naik 8,6%, Dharma Polimetal (DRMA) Perkuat Ekspansi ke Kendaraan Listrik
"Saat ini dalam tahap finalisasi dokumentasi serta proses legal terkait rencana akuisisi tersebut. Syarat dan ketentuan dalam dokumentasi akuisisi masih dalam tahap negosiasi dan pendalaman oleh Direksi Perseroan," ungkap Irianto.
Selain akuisisi terhadap Mah Sing Indonesia, Irianto mengklaim bahwa saat ini DRMA belum memiliki rencana ekspansi maupun akuisisi dalam waktu dekat. "Belum ada yang bisa kami ungkapkan. Kami akan informasikan sesuai dengan ketentuan bursa yang berlaku," kata Irianto.
Adapun, pada tahun ini DRMA menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 400 miliar. Capex DRMA akan dialokasikan untuk investasi pengadaan mesin-mesin baru, pengembangan produk baru, serta pengembangan BESS dengan penerapan teknologi otomatisasi.
"Langkah ini merupakan bagian dari strategi diversifikasi bisnis Perseroan. Khususnya untuk memperluas portofolio di segmen non-otomotif yang memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang," tandas Irianto.
Baca Juga: Dharma Polimetal Genjot Ekspor dan Ekspansi Pabrik, Pasar AS Masih Prospektif
Selanjutnya: ACA Catat Pendapatan Premi Asuransi Properti Rp 1,2 Triliun per Kuartal III 2025
Menarik Dibaca: Jadwal Hylo Open 2025 Babak Final, Tiga Wakil Indonesia Siap Rebut Podium Tertinggi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













