Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) mengaku optimistis dengan kinerja perseroan pada semester II 2025. Salah satu pendorongnya adalah dari positifnya iklim investasi di Indonesia.
Asal tahu saja, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,1% secara tahunan alias year on year (yoy).
Kinerja pertumbuhan ekonomi nasional selain didorong konsumsi rumah tangga, juga ditopang oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi.
Berdasarkan catatan KONTAN, PMTB atau investasi tumbuh 6,99% yoy pada kuartal II 2025, dengan kontribusi 27,83%. PMTB ini tertinggi sejak kuartal II 2021 yang sebesar 7,50% yoy.Adapun PMTB tumbuh didorong oleh investasi dari swasta dan pemerintah.
Baca Juga: Timah (TINS) Setor Pajak dan PNBP Rp 839,9 Miliar di Semester I-2025
Wakil Direktur Utama KIJA, Tedjo Budianto Liman mengatakan, angka itu sejalan dengan peningkatan raihan pendapatan prapenjualan alias marketing sales dari Kawasan Industri Kendal (KIK).
Sebagai gambaran, joint venture (JV) KIJA di Kendal menyumbang 73% dari total marketing sales yang sebesar Rp 1,9 triliun per semester I 2025.
Angka itu ditopang oleh transaksi penjualan lahan masing-masing seluas 7 hektar kepada perusahaan bahan bangunan, serta 13 hektar dan 12 hektar kepada masing-masing perusahaan furnitur asal China dan Indonesia.
“Itu mungkin kontribusi dari kami ke pertumbuhan investasi. Ke depan, potensinya masih akan bertambah lagi,” ujarnya dalam public expose KIJA, Kamis (7/8).
Namun, KIJA tidak melihat adanya dampak langsung dari Tarif Trump ke kinerja perseroan. Asal tahu saja, tarif impor Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia (Tarif Trump) turun ke 19% dari semula 32%.
“Dengan pencapaian di semester I, kami optimistis target kinerja bisa tercapai di akhir tahun 2025,” tambah Corporate Secretary KIJA, Mulyadi Suganda, dalam kesempatan yang sama.
Di semester II, proyek unggulan KIJA masih dari KIK. Investor yang berinvestasi di Kawasan Kendal mayoritas berasal dari China. Namun, ada juga dari Taiwan, Korea, dan Jepang.
Target marketing sales KIJA untuk tahun 2025 adalah Rp 3,5 triliun. Sebesar Rp 2,25 triliun dari target tersebut diharapkan berasal dari KIK.
Per 30 Juni 2025, ada 129 tenant yang mengisi KIK, dengan mayoritas berasal dari sektor fesyen sebesar 25% dan sektor otomotif 19%. Total investasi akumulatif KIK hingga Juni 2025 sebesar 171,89 triliun.
“Industrinya banyak dan mereka merupakan industri yang labor-intensive,” ungkapnya.
Mulyadi mengatakan, KIJA menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) untuk maintanance sebesar Rp 300 miliar di tahun ini. Per semester I, realisasinya sebesar Rp 85 miliar.
“Lalu, capex untuk akuisisi lahan sebesar Rp 250 miliar dan sudah terserap Rp 160 miliar,” katanya.
Baca Juga: BEI Suspensi Saham Sanurhasta Mitra (MINA) Mulai Kamis (7/8)
Selanjutnya: Pertamina Patra Niaga Gandeng PGN Pasarkan Produk Compressed Natural Gas (CNG)
Menarik Dibaca: Ini Rekomendasi Infused Water untuk Diet yang Bantu Turunkan Berat Badan Anda
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News