kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

DP naik, penjualan motor akan turun


Kamis, 01 Maret 2012 / 09:10 WIB
DP naik, penjualan motor akan turun
ILUSTRASI. Analis prediksi IHSG lanjut melemah, cermati saham RALS, BBT dan BJTM


Reporter: Arif Wicaksono | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Keinginan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) ataupun Bank Indonesia (BI) untuk memberi batasan down payment (DP) kredit kendaraan bakal menyurutkan penjualan motor. Apalagi jika nantinya minimal DP harus sebesar 30%.

Sigit Kumala, Senior General Manager Divisi Pemasaran Motor Astra Honda Motor (AHM) mengatakan, jika Bapepam LK atau BI benar-benar membatasi DP kredit kendaraan sebesar 30%, maka akan menjadi hantaman cukup besar bagi industri sepeda motor. Sebab, "Sebesar 75%-80% pembelian motor melalui kredit," ujar Sigit, Rabu (29/2).

Tanpa mengatakan besarannya, Sigit menambahkan, kenaikan DP akan berakibat menurunnya penjualan sepeda motor secara keseluruhan. Apalagi, saat ini masih banyak diler motor yang menetapkan besaran DP hanya 10% atau kurang untuk mengejar penjualan. Dia khawatir, jika penjualan motor menurun, industri otomotif mengurangi produksi sehingga terpaksa mengurangi jumlah shift kerja.

Kekhawatiran penurunan penjualan juga dikatakan oleh Indra Dwi Sunda, PR Corporate & Communication Head Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI), mengatakan, dengan DP kredit sebesar 30% pasti akan menurunkan penjualan motor. "Konsumen akan menabung lebih lama untuk membeli," ungkapnya.

Walau begitu, menurut Indra, pembatasan itu memiliki sisi positif. Sebab, kenaikan DP akan menyeleksi konsumen. Dengan seleksi yang lebih baik, maka kasus gagal bayar atau tunggakan akan semakin kecil. Seperti juga Honda, sebanyak 60%-75% pembelian motor Yamaha melalui kredit. "Saat ini DP kredit motor Yamaha masih 20%," ungkapnya.

Tumbuh minim

Rencana itu juga cukup menghawatirkan industri pembiayaan sepeda motor seperti halnya PT Federal International Finance (FIF). David Iskandar, Direktur FIF mengatakan, angka 30% terlalu tinggi. "Kelihatannya di angka 15%-20%, kemungkinan Maret sudah jalan," katanya.

Dia mengatakan, saat ini tidak ada batasan minimal DP yang harus dibayar konsumen untuk mendapatkan kredit sepeda motor. Besaran DP biasanya disesuaikan dengan kriteria dan kapasitas pelanggan. Namun bila ada kenaikan DP maka risiko yang harus ditanggung lembaga pembiayaan lebih minim.

Pada Januari 2011, total penjualan sepeda motor mencapai 645.863 unit. Dari data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Honda masih menduduki angka paling tinggi, sebanyak 382.473 unit, disusul Yamaha 205.304 unit, Suzuki 49.315 unit, dan Kawasaki 7.623 unit.

Indra Dwi menambahkan, penjualan motor Yamaha pada Januari naik 54% dari Desember 2011 yang sebesar 133.403 unit. "Februari ini diprediksi penjualan Yamaha cuma naik 5%," katanya.

Pertumbuhan yang minim itu disebabkan karena hari kerja yang pendek pada Februari. Segmen motor matik, tetap akan menduduki porsi paling atas, mencapai 50% dari total penjualan Yamaha.

Sementara Sigit mengatakan, penjualan Honda pada Februari akan sama dengan penjualan Januari. Menurutnya, penjualan Februari masih didominasi motor matik seperti Honda Vario, Scoopy, Spacy, dan PCX.

Pada 2012, AHM mentargetkan pertumbuhan penjualan sekitar 10% dari 4.273.000 unit pada 2011 menjadi 4.675.000 unit tahun ini. Tahun lalu penjualan AHM naik 25% dari total penjualan 2010 yang sebesar 3.418.632 unit.

Yamaha sendiri menargetkan pertumbuhan penjualan pada tahun ini minimal 15% menjadi 3.680.000 unit sampai 4 juta unit. Tahun lalu total penjualan motor Yamaha sebesar 3.136.073 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×