kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dukung sektor perikanan dan kelautan, PLN bangun anjungan listrik pertama di Ternate


Senin, 09 Agustus 2021 / 22:35 WIB
Dukung sektor perikanan dan kelautan, PLN bangun anjungan listrik pertama di Ternate
Anjungan Listrik Mandiri (ALMA) PLN di Pelabuhan Ferry Bastiong, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN (Persero) membangun Anjungan Listrik Mandiri (ALMA) pertama di Maluku dan Maluku Utara. Terletak di Pelabuhan Ferry Bastiong, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, pembangunan anjungan listrik senilai Rp 165 juta tersebut sudah  rampung dan siap digunakan para pelaku usaha di bidang perikanan dan kelautan beberapa waktu lalu.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara, Adams Yogasara mengatakan,  pembangunan anjungan listrik di kota Ternate ini dimaksudkan untuk mendukung sektor perikanan dan kelautan melalui program Electrifying Marine.

Kami harap kehadiran ALMA ini bisa menunjang kegiatan ekonomi khususnya di sektor perikanan dan kelautan, terutama untuk aktivitas di pelabuhan maupun dermaga,” kata Adams dalam keterangan tertulis.

Baca Juga: PLN pastikan keandalan pasokan listrik ke Blok Rokan

Lebih lanjut, Adams menerangkan bahwa pembangunan ALMA merupakan bentuk konkret pelaksanaan program Electrifying Marine. Program ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik para pelanggan pada sektor perikanan laut seperti penerangan kapal, cold storage serta kebutuhan listrik lainnya di lokasi dermaga, pelabuhan hingga Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

Menurut Adams, program ini lahir sebagai wujud nyata transformasi PLN pilar Customer Focus dan Innovative dalam meningkatkan pelayanan listrik yang lebih mudah, terjangkau dan andal. 

Adams menuturkan, para pelaku usaha perikanan dan kelautan khususnya pemilik kapal/ferry dapat menghemat biaya operasional hingga 50% jika memanfaatkan ALMA alih-alih menggunakan mesin genset berbahan bakar solar. Sebagai gambaran, penggunaan mesin genset berbahan bakar solar bisa memakan biaya sekitar Rp 643.200 per hari.

“Ke depan, kami menargetkan ALMA dapat dipasang di semua dermaga di setiap pelabuhan laut di seluruh wilayah Maluku dan Maluku Utara,” pungkas Adams.

Selanjutnya: Kementerian BUMN masih menggodok skema holding panas bumi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×