kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dukung Target 2 Juta Kendaraan Listrik di 2025, Ini yang Dilakukan AISI


Rabu, 23 Februari 2022 / 22:12 WIB
Dukung Target 2 Juta Kendaraan Listrik di 2025, Ini yang Dilakukan AISI
ILUSTRASI. Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) mendukung rencana dan program pemerintah dalam percepatan kendaraan listrik.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) memastikan, anggotanya senantiasa berusaha menyiapkan produk terbaik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap kendaraan listrik. Hal ini dilakukan sekaligus dalam rangka mendukung target penggunaan 2 juta kendaraan listrik di tahun 2025 yang dicanangkan pemerintah.

Sekretaris Jenderal AISI Hari Budianto mengatakan, AISI selalu mendukung setiap  rencana dan program pemerintah dalam percepatan kendaraan listrik.

“Mengenai angka target pemerintah (2 juta kendaraan listrik 2025), kami berupaya bisa mengikutinya, tentu saja realisasinya sangat tergantung dengan perkembangan teknologi , ekosistem, experience, dan kesiapan masyarakat sebagai penggunanya,” tutur Hari saat dihubungi Kontan.co.id (23/2).

Baca Juga: Jokowi Targetkan Penggunaan 2 Juta Unit Kendaraan Listrik di 2025, Bisa Tercapai?

Sebelumnya, Presiden Jokowi menargetkan sebanyak 2 juta kendaraan listrik sudah mengaspal di jalan di tahun 2025 mendatang. Jokowi berharap, Indonesia kelak mampu menjadi produsen dan merajai industri kendaraan listrik dengan didukung oleh ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi dari hulu sampai hilir.

“Dan kita targetkan nanti di tahun 2025, ada 2 juta kendaraan listrik bisa digunakan oleh masyarakat kita Indonesia, dan selanjutnya kita akan menuju ke pasar-pasar ekspor,” tutur Jokowi (22/2).

Hari menilai, ada beberapa hal  penting dalam percepatan penggunaan kendaraan listrik di tanah air. 

“Yang terpenting adalah bagaimana tantangan kesiapan infrastruktur mengatasi masalah charging time atau  ekosistem battery swap  sebagai solusi, transisi dari ICE (internal combustion engine) ke EV (electric vehicle) yang tentunya menjadi perhatian bersama dari semua stakeholder, dan bagaimana pasar sendiri bisa menerima transisi ini,” tutur Hari.

Baca Juga: Pada Tahun 2025, Jokowi Ingin Ada 2 Juta Kendaraan Listrik Lalu Lalang di Jalanan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×