kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

E-commerce berkembang, ekspansi bisnis pergudangan kian marak


Kamis, 01 Februari 2018 / 21:10 WIB
E-commerce berkembang, ekspansi bisnis pergudangan kian marak


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek bisnis pergudangan di Indonesia terutama di Jabodetabek tampaknya semakin bersinar. Lihat saja, pengembang pergudangan masih terus berencana melakukan ekpansi tambah gudang. Bahkan, perusahaan asing sudah ikutan masuk menjaring cuan di sektor ini.

Perusahaan asing yang sudah mulai mengembangkan bisnis pergudangan di Indonesia adalah PT Logos Indonesia Bekasi One. Perusahaan asal Australia tersebut tengah membangun pergudangan modern di Pondok Ungu, Bekasi bertajuk LOGOS Metrolink Logistic Hub.

Kontrak pembangunan gudang tersebut telah didapatkan konsorsium PT Mitra Pemuda Tbk dengan CNQC (South Pacifik) Holding Pte Ltd dengan nilai tak tanggung-tangung yaitu mencapai sekitar Rp 1 triliun. Konstruksi gudang tersebut ditargetkan akan rampung pada tahun 2019.

Sementara perusahaan lokal yang mengembangkan pergudangan salah satunya adalah PT Intiland Development Tbk. Perusahaan ini mengembangkan gudang strata alias dijual di Tangerang bertajuk Aeropolis Technopark.

Theresia Rustandi, Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk (DILD) melihat, prospek pergudangan terutama di sekitar bandara akan sangat baik. Terbukti dari pengembangan tahap pertama Aeropolis terserap dengan cepat. "Di banyak negara maju, pasar pergudangan di sekitar bandara berkembang dengan pesat. Fenomena ini juga akan terjadi di bandara-bandara Indonesia," kata Theresia pada Kontan.co.id, Kamis (1/2).

Tahap I, Intiland telah meluncurkan sekitar 48 unit gudang dan sudah habis terjual. Theresia bilang, permintaan pergudangan di Aeropolis masih cukup tinggi. Adapun profil pembeli gudang yang ditawarkan Intiland cukup beragam, tetapi sebagian besar berasal dari industri terkait penerbangan seperti Cargo, industri ringan, elektronik, supplier makanan, dan transportasi pengiriman barang.

Dengan permintaan yang masih tinggi, Intiland berencana meluncurkan pengembangan tahap kedua dalam waktu dekat sebanyak 115 unit. "Tahap II ini masih dalam rencana," ujar Theresia.

Tak hanya Intiland, perusahaan yang memang fokus di bisnis pergudangan PT Mega Manuggal Properti Tbk (MMLP) juga terus melakukan ekspansi gudang seiring dengan permintaan masih tinggi. Berbeda dengan Intiland, Mega Manunggal fokus mengembangkan gudang modern sewa.

MMLP berencana membangun tiga atau gudang modern baru tahun 2018 dengan yang diperkirakan akan menelan investasi sekitar Rp 1,5 triliun. Ekspansi tersebut akan dilakukan oleh lewat PT Mega Khatulistiwa Properti yaitu perusahaan patungan perseroan dengan Government Singapore Investment Corporation Pte Ltd (GIC).

Lewat perusahaan patungan tersebut, MMLP telah mengembangkan empat pergudangan dimana satu gudang telah beroperasi sejak tahun 2016 yang disewa oleh Lazada. Sedangkan tiga berlokasi di Cileungsi, Cibatu dan Cibitung.

Timothy Eugene Alamsyah, Direktur MMLP mengatakan, salah satu gudang yang akan dibangun tahun 2018 adalah perluasan gudang Lazada seluas 30.000 ha. Sedangkan sisanya kemungkinan akan dibangun di Cibitung dan Jababeka yang akan disewakan ke perusahaan 3PL.

Saat ini, MMLP tercatat telah mengoperasikan beberapa gudang. Selain gudang Lazada, perusahaan itu memiliki gudang yang sudah lama beroperasi yaitu Unilever Mega DC Bekasi, Li& Fung, Selayar Bekasi, dan Intirub Business Park I&II di Halim. Dengan beroperasinya tiga gudang di Cibatu, Cileungsi dan Cibitung hingga kuartal I 2018, maka total luas NLA gudang MMLP mencapai 300.000 m2.

Erlin Budiman, Investor Relation PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) juga melihat prospek pergudangan ke depan akan semakin bersinar. "Perkembangan teknologi dan e-commerce akan membuat kebutuhan akan gudang semakin bertambah. Ini akan membuat prospek pergudangan akan semakin baik," kata Erlin.

Saat ini, SSIA telah mengoperasikan gudang sewa bertajuk Suryacipta Technopark di Karawang yang dibangun di lahan seluas 20 ha. Disana terdapat 26 unit gudang sewa dengan luas masing-masing 2.500 m2-5.000 m2 dan pabrik siap pakai dengan kapasitas mencapai 150.000 m2.

Selain itu, SSIA juga sedang membangun dua gudang sewa modern di Makassar dan Balikpapan dengan kapasitas masing-masing 10.000 meter persegi (m2). " Dua pabrik itu akan disewakan oleh perusahaan multi nasional," kata Erlin.

Tahun ini, Erlin mengatakan pihaknya masih akan fokus melanjutkan pembangunan dua pabrik baru tersebut. Namun, jika perusahaan mendapatkan komitmen dari calon penyewa, ekspansi akan terus dilanjutkan. "Kalau lahannya prospektif sebetulnya akan kami keep dulu. Tapi kalau kurang prospektif, kami baru akan bangun kalau sudah dapat komitmen dari penyewa," tambahnya.

Menurut Anton Sitorus, Director Head of Research & Consultancy Savills Indonesia, prospek pergudangan modern ke depan akan semakin bersinar sejalan dengan perkembangan bisnis e-commerce. "Perusahaan-perusahaan sekarang akan memilih gudang modern karena banyak efisiensi yang bisa didapatkan jika menyewa di gudang modern," jelas Anton.

Sedangkan prospek pergudangan tradisional menurutnya akan flat dan cenderung akan menurun. Penyebabnya, selain karena pertumbuhan ekonomi global masih lambat, banyak perusahaan yang memilih untuk pindah ke gudang yang lebih modern.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×