kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.495   39,00   0,25%
  • IDX 7.740   5,14   0,07%
  • KOMPAS100 1.202   0,02   0,00%
  • LQ45 959   0,20   0,02%
  • ISSI 233   0,05   0,02%
  • IDX30 493   0,53   0,11%
  • IDXHIDIV20 592   0,91   0,15%
  • IDX80 137   0,16   0,11%
  • IDXV30 143   0,28   0,20%
  • IDXQ30 164   0,03   0,02%

Ekspor CPO Turun pada September 2024, GAPKI Beberkan Penyebabnya


Jumat, 18 Oktober 2024 / 09:30 WIB
Ekspor CPO Turun pada September 2024, GAPKI Beberkan Penyebabnya
ILUSTRASI. Pekerja mengangkut tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kota Bengkulu, Bengkulu, Kamis (10/10/2024). Harga TBS kelapa sawit di tingkat pengepul sejak sebulan terakhir turun dari Rp2.700 per kilogram menjadi Rp 2.400 per kilogram karena faktor cuaca yang mengakibatkan hasil panen mengalami penurunan kualitas. ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi/nym. GAPKI mengungkap penyebab turunnya ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya pada September 2024.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengungkap penyebab turunnya ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya pada September 2024. 

Menurut Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono salah satu penyebab utamanya adalah persaingan harga CPO dengan minyak nabati lainnya seperti minyak bunga matahari (sun seed oil) dan minyak kedelai (soybean oil).

"Penurunan ekspor minyak sawit kita salah satu penyebabnya adalah karena harga minyak sawit lebih mahal dari minyak bunga matahari. Sehingga ini membuat (minyak) bunga matahari over suply. Demikian juga terhadap minyak kedelai, selisih harganya sangat kecil," ungkap Eddy saat dihubungi Kontan, Kamis (17/10).

Baca Juga: GAPKI Harapkan Penyederhanaan Regulasi di Era Pemerintahan Prabowo

Dengan tingginya harga CPO saat ini membuat negara-negara pengimpor CPO memiliki pilihan untuk mengimpor jenis minyak nabati lainnya.

Adapun, kata Eddy data ekspor yang tercatat di GAPKI dari Januari hingga Agustus 2024 adalah sebesar 20 juta ton CPO.

Dan hingga tutup tahun, GAPKI memprediksi adanya penurunan kuota ekspor CPO namun tidak akan terlalu jauh jika dibandingkan dengan kuota ekspor sepanjang 2023.

"Ekspor kemungkinan agak turun dibandingkan tahun lalu, angkanya masih disekitar 30 juta ton," ungkapnya.

Asal tahu saja, sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kinerja ekspor CPO dan turunannya tercatat menurun pada September 2024.

“Ekspor CPO dan turunannya tercatat sebesar US$ 1,38 Miliar pada September 2024, atau turun 21,64% MtM, dan turun 24,75% YoY,” tutur Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Selasa (15/10).

Adapun, volume ekspor CPO dan turunannya mencapai untuk bulan September ini adalah 1,49 Juta Ton, atau turun jika dibandingkan dengan bulan Agustus 2024 yang mencapai 1,97 Juta Ton.

Baca Juga: Gerbong Lama Tim Ekonomi Baru

Selanjutnya: Target Harga Tercapai, Sejumlah Analis Naikkan Target Saham BBTN

Menarik Dibaca: IHSG Menguat 0,2% Pada Perdagangan Jumat Pagi (18/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×