kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.313   10,00   0,06%
  • IDX 7.192   51,54   0,72%
  • KOMPAS100 1.027   0,61   0,06%
  • LQ45 779   -0,14   -0,02%
  • ISSI 237   2,91   1,24%
  • IDX30 402   -0,27   -0,07%
  • IDXHIDIV20 464   1,04   0,22%
  • IDX80 116   0,22   0,19%
  • IDXV30 118   1,12   0,95%
  • IDXQ30 128   -0,16   -0,12%

Ekspor Kosmetik RI Hampir US$1 Miliar, Tapi Tantangannya Masih Berat


Rabu, 16 Juli 2025 / 18:35 WIB
Ekspor Kosmetik RI Hampir US$1 Miliar, Tapi Tantangannya Masih Berat
ILUSTRASI. Kinerja industri kosmetik Indonesia masih tumbuh positif sepanjang 2025. Meski belum menyentuh dua digit seperti yang ditargetkan, pertumbuhannya tetap stabil di kisaran 5,3%–5,7%. KONTAN/Carolus Agus Waluyo/09/06/2024. .


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ketua Umum Perkumpulan Produsen Kosmetika Indonesia (PPAK), Solihin Sofian, menyampaikan bahwa kinerja industri kosmetik Indonesia masih tumbuh positif sepanjang 2025. Meski belum menyentuh dua digit seperti yang ditargetkan, pertumbuhannya tetap stabil di kisaran 5,3%–5,7%.

“Kalau melihat ekspor, trennya meningkat. Tahun 2024 ekspor kosmetik Indonesia mencapai sekitar US$800 juta, naik dari US$670 juta pada 2023. Dan semester I 2025 ini saja sudah mendekati US$1 miliar, tepatnya US$978 juta,” ungkap Solihin kepada Kontan, Rabu (16/7).

Menurutnya, pasar ekspor kosmetik Indonesia saat ini lebih banyak mengarah ke negara-negara Asia dan Timur Tengah, seperti Malaysia, Filipina, Uni Emirat Arab, hingga Jepang dan Korea Selatan.

Adapun pasar Eropa dinilai masih terbatas karena dominasi produk lokal yang sangat kuat, seperti dari Prancis yang merupakan kiblat parfum dunia.

Baca Juga: Penjualan Mustika Ratu Tembus Rp 85 Miliar pada Kuartal I-2025, Ekspor Naik 78%

Produk yang paling banyak diekspor secara volume adalah sabun padat atau produk turitis, sementara dari sisi nilai tertinggi berasal dari ekspor essential oil. Produk-produk yang berbasis halal dan bahan lokal menjadi kekuatan utama untuk masuk ke pasar luar negeri.

Namun demikian, industri kosmetik Indonesia menghadapi sejumlah tantangan serius. 

“Pertama, 85%–90% bahan baku kosmetik masih impor. Ini jadi beban karena bahan baku dikenakan pajak masuk, padahal produk jadi dari luar negeri bisa masuk ke Indonesia dengan bea masuk 0% jika berasal dari negara yang memiliki FTA,” tegas Solihin.

Ia juga menyoroti lemahnya ekosistem industri kosmetik nasional. Menurutnya, pemerintah selama ini hanya fokus pada membangun pabrik, tanpa memperhatikan ekosistem menyeluruh, mulai dari riset, pendidikan, logistik, hingga promosi.

“Tantangan lainnya adalah maraknya produk ilegal. Sekarang ini diperkirakan 30% produk kosmetik di pasar merupakan barang ilegal. Ini membunuh pelaku usaha dalam negeri, terutama UMKM,” tambahnya.

PPAK, lanjut Solihin, kini aktif membangun ekosistem kosmetik nasional bersama berbagai pemangku kepentingan. Misalnya, menjalin kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk riset bahan baku alam, universitas untuk program magang industri, hingga platform digital seperti Tokopedia dan Lazada untuk promosi produk anggota PPAK.

Dari sisi pemasaran, asosiasi juga menjalin kerja sama dengan penyelenggara berbagai pameran, salah satunya adalah Jakarta X Beauty.

“Contohnya, booth ukuran 2x2 meter bisa disewa hanya Rp 5,5 juta oleh anggota PPAK, dibandingkan harga normal yang bisa mencapai Rp 20 juta. Ini bagian dari afirmasi kita,” ujarnya.

Solihin berharap semester kedua tahun ini akan lebih baik. Selain karena faktor musiman yang biasa menekan penjualan di awal tahun, rangkaian pameran kosmetik mulai Agustus hingga Desember diyakini akan meningkatkan minat beli konsumen.

Baca Juga: Martina Berto (MBTO) Incar Pertumbuhan Penjualan 17% di 2025

Meski begitu, ia mengingatkan pentingnya langkah konkret dari pemerintah.

“Yang dibutuhkan pelaku usaha bukan sekadar slogan hilirisasi. Kami butuh penyederhanaan regulasi, ketahanan bahan baku, dan insentif untuk industri hulu agar bisa menekan logistik cost dan memperkuat daya saing,” ujarnya.

Sebagai penutup, Solihin mengajak masyarakat untuk lebih menghargai produk lokal.

“Konsumen juga harus bijak. Jangan hanya bangga dengan merah putih tapi tetap membeli produk luar. Mari bersama-sama kita dukung kosmetik Indonesia agar bisa bersaing dan jadi tuan rumah di negeri sendiri,” pungkasnya.

Selanjutnya: Mentan Amran: Sebagian Merek Beras Oplosan Sudah Mengganti Harga dan Kualitas

Menarik Dibaca: Tayang September, Official Teaser Trailer Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah Dirilis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×