Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembang pelat merah ataupun anak-anak usaha perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) semakin gencar mengembangkan bisnis properti. Sejumlah rencana telah mereka siapkan tahun depan guna mengejar pertumbuhan penjualan.
Sebanyak enam pengembang BUMN menargetkan penjualan pemasaran atau marketing sales sekitar Rp 14,16 triliun -Rp 14,66 triliun tahun 2019. Untuk mencapai target tersebut masing-masing perusahaan sudah mempersiapkan sejumlah proyek anyar untuk dilempar ke pasar.
Perum Perumnas misalnya membidik marketing sales yang terbilang cukup besar yakni Rp 3,5 triliun- Rp 4 triliun tahun depan.
Perusahaan memasang target agresif karena beberapa proyek baru direncanakan akan meluncur tahun depan. Proyek yang akan dirilis tetap fokus menyasar segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Proyek pertama yang akan dirilis Perumnas adalah perumahan di Parung Panjang seluas 200 hektare (ha) dengan konsep transit oriented development (TOD) karena berlokasi di jalur rel kereta. Untuk mengusung konsep tersebut, perusahaan akan membangun stasiun sendiri di kawasannya.
"Walaupun di jalur rel namun tidak terlalu dekat dengan stasiun. Makanya kami akan bangun stasiun sendiri dan suratnya sudah kami ajukan ke Kemenhub dan KAI. Stasiunnya tidak akan besar, investasinya diperkirakan Rp 10 miliar -Rp 15 miliar," ungkap Direktur Korporasi dan Pengembangan Bisnis Perumnas Galih Prahananto pada Kontan.co.id, Kamis (20/12).
Selanjutnya, Perumnas akan mengembangkan perumahan di Cicalengka di lahan seluas 50 ha yang lokasinya dekat stasiun dan di Purwakarta di lahan sekitar 40 ha dekat kawasan industri.
Sementara baru-baru ini, Perumnas sudah melakukan groundbreaking pembangunan proyek baru berbasis TOD di stasiun kereta commuter line Rawa Buntu bertajuk Mahata Serpong. Di sana akan dibangun 3.632 unit hunian di mana tahap pertama dibangun tiga tower berkapasitas 1.818 unit.
Sedangkan PT Wika Realty menargetkan marketing sales Rp 4,5 triliun. Untuk mencapainya, perusahaan berencana merilis lima proyek baru tahun depan. Dua proyek akan dirilis di Manado, selebihnya ada di Bandung, Makassar, dan Jakarta.
"Proyek-proyek baru itu akan kami luncurkan pada semester II 2019 setelah kami selesai IPO di semester I," ungkap Suyamat, Direktur Operasi dan Properti Wika Realty.
Proyek pertama yang akan dikembangkan di Manado ada seluas 200 ha yang akan dibangun menjadi kawasan skala kota. Rencana proyek ini masih dalam proses perizinan dan design saat ini. Di kota yang sama, perusahaan juga memiliki lahan di lokasi yang berbeda yang akan dikembangkan menjadi perusahaan seluas 70 ha.
Ketiga, Wika Realty akan mengembangkan kawasan seluas 20 ha di Laksmi, Bandung, bekerjasama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Di sana akan dikembangkan hotel, apartemen, convention center, sekolah dan lain-lain dengan nilai kapitalisasi Rp 8 triliun. Tahap awal akan dirilis dua tower apartemen sebanyak 600 unit yang dilengkapi fasilitas ritel.
Keempat, akan dikembangkan kawasan industri yang dilengkapi hunian di Paranglo, Makassar seluas 80 an ha. Dan terakhir, pengembangan proyek mixed use di MT Haryono di lahan seluas 6 ha yang akan mengusung konsep TOD karena berada di stasiun LRT Jabodetabek.
Adapun PT PP Properti Tbk (PPRO) menargetkan marketing sales tumbuh 10% dari target tahun ini sebesar Rp 3,8 triliun. Artinya, perusahaan membidik penjualan pemasaran sekitar Rp 4,18 triliun.
Sementara saudaranya yang fokus menggarap hunian murah yakni PT PP Urban hanya menargetkan marketing sales Rp 352 miliar tahun depan.
Selain melanjutkan pengembangan proyek eksisting di Serpong dan Karawang, PP Urban ini juga akan mengembangkan proyek baru yakni apartemen di Sudimara.
Nugroho agung Sanyoto, direktur Utama PP Urban bilang, pihaknya sudah memiliki lahan seluas 5 hektare (ha) dekat dengan Stasiun Sudimara. Disana rencananya akan dibangun delapan tower apartemen.
PT Waskita Karya Realty (WKR) menargetkan penjualan pemasaran Rp 1 triliun, meningkat dari perkiraan pencapaian Rp 850 miliar tahun ini. Selain melanjutkan pengembangan di proyek eksisting, perusahaan juga akan meluncurkan sejumlah proyek baru guna mencapai target.
Pertama, ada apartemen di Depok dengan lokasi yang sangat strategis, berdekatan dengan pintu masuk baru kampus Universitas Indonesia (UI) dan pintu tol Depok-Antasari, dengan luas lahan sekitar 0,8 hektare (ha).
Lalu, perusahaan juga akan akan meluncurkan proyek di Bekasi dekat Tol Cilincing-Cibitung. Disana, perusahaan ini menggandeng PT Modernland Realty Tbk mengembangkan proyek kawasan di lahan seluas 350 hektare (ha). Tahap pertama akan diluncurkan klaster-klaster rumah tapak.
Waskita juga memiliki rencana pengembangan proyek berbasis TOD di stasiun kereta di stasiun Bekasi. Hingga saat ini, kedua proyek itu masih menghadapi kendala bersifat teknis seperti perizinan dan pertanahan.
Sedangkan PT Jasa Marga Properti (JMP) membidik penjualan pemasaran tumbuh 20% dari target tahun ini sebesar Rp 525 miliar. JMP mengemban misi pengembangan kawasan di sekitar tol yang dimiliki induknya.
Untuk mendukung ekspansi bisnis tahun depan, JMP akan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure sebesar Rp 1,9 triliun. Marketing Manager Jasamarga Properti Marlina Ririn mengatakan, dana tersebut akan digunakan untuk pembebasan lahan serta untuk pengembangan proyek-proyek di sekitar tol Jasa Marga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News